Djoko Edhi S. Abdurrahman terpaksa harus menerima kenyataan pahit. Setelah melalui proses panjang, akhirnya DPP PAN pun me-recall Edhi dari keanggotaan partai berlambang matahari. Tak hanya itu. Ia juga didepak dari keanggotaan DPR-RI.
Keputusan ini diambil secara voting dalam Rapat DPP PAN pada Rabu (22/2) dini hari di Jakarta. Sebelum keputusan itu diambil pengurus harian DPP PAN sempat terjadi argumentasi yang cukup alot, namun setelah divoting dari 108 suara sebanyak 56 suara menyatakan Djoko Edhi bersalah, 45 suara mendukung serta tetap ingin mempertahankan Djoko Edhi di DPR RI, dan 8 suara abstain.
Sanksi terhadap Djoko Edhi ini sudah lama diberitakan sejak anggota Komisi III DPR RI itu berangkat ke Mesir bersama rombongan BURTDPR RI pada akhir Desember 2005 lalu. Saat itu Djoko Edhi menegaskan jika studi banding BURT DPR itu tujuannya antara lain untuk mengkaji masalah perjudian di negara Piramida itu.
Namun ini dibantah keras oleh Ketua Fraksi PAN DPR Abdillah Thoha jika tidak ada program kajian judi itu baik di BURT DPR maupun di Prolegnas (Program Legislasi Nasional) DPR, apalagi di DPP PAN.
Ketika dikonfirmasi, Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan membantah jika recall terhadap Djoko Edhi itu akibat masalah judi. Melainkan akibat kesalahan yang dilakukan Djoko Edhi selama ini baik menyangkut institusi DPR RI maupun DPP PAN.
Djoko Edhi sendiri ketika ditanya menyatakan menerima keputusan itu. Djoko Edhi mengaku akan mengupayakan ke arbitrase partai. "Saya terima karena sudah diputuskan secara terbuka. Mungkin kemampuan saya cukup sampai di sini," aku Djoko Edhi wartawan di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Rabu (22/2).
Lebih lanjut politisi dari warga Nahdliyin ini menjelaskan, berdasarkan AD/ART PAN peluang itu masih ada melalui arbitrase partai. Namun dia tidak menjelaskan kapan langkah itu akan dilakukan.
"Saya menerima keputusan itu sebagai risiko berpolitik. Kala pun ada peluang membela diri, itu akan kami lakukan jika memungkinkan. Jika tidak ya, sudahlah cukup sampai di sini. Kita akan kerjakan yang lain," paparnya.
Di mata wartawan politisi asal Madura itu dikenal baik dalam memberikan informasi terkait komisinya di DPR selama ini. Bahkan disebut cukup vokal dan terbuka pada pers. Seperti informasi yang dikatakannya mengenai studi banding judi berikut anggarannya yang digunakan oleh BURT DPR, kunjungan ke Bali yang memanipulasi anggaran, dan lain-lainnya. (dina)