Eramuslim.com – Acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) sebagai hajatan relawan gabungan Presiden Joko Widodo di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5), menyisakan pertanyaan. Salah satunya, karena Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tak turut diundang.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, sikap Jokowi dan para relawannya di Musra tidak jelas. Karena tidak sama sekali menyebut nama calon presiden (capres) yang akan didukungnya pada Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Jerry, hal ini bertolak belakang dengan sikap Jokowi yang sudah menunjukkan dukungan kepada Ganjar Pranowo, dengan menghadiri deklarasi capres PDIP di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat lalu (21/4).
“Ditambah, saya kaget mengetahui Megawati atau petinggi PDIP lainnya tak diundang dalam Musra, bahkan Ganjar sekalipun sebagai capres PDIP,” ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/5).
Fenomena di Musra tersebut, dipandang Jerry sebagai bahasa politik Jokowi dan barisan relawannya yang tak sepenuhnya mendukung Ganjar.
“Memang terlihat Jokowi sempat menyamarkan nama Prabowo Subianto Ketum Partai Gerindra dalam pidatonya,” sambungnya.
Ketidakjelasan sikap politik Jokowi dan para relawannya di Musra, dianggap Jerry sebagai inkonsisten. Hanya memanfaatkan nama Musra sebagai kepentingan politik pribadi mantan Walikota Solo itu.
“Sebetulnya nama rakyat kembali dibawa-bawa. Bagi saya, ini (Musra) secara etimologi yakni Musyawarah Relawan Jokowi. Tidak tepat Musra mengatasnamakan rakyat,” tuturnya.
“Nama Musra cuma dijual Jokowi dan relawannya untuk kepentingan mereka. Lantas, capres yang mana yang didukung mereka?” tandas Jerry.
Sumber: RMOL