Eramuslim.com – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempertanyakan mengapa ucapan calon pejawat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) selalu menjadi sentimen negatif. Pernyataan itu disampaikan usai ziarah politik ke makam Bung Karno.
“Kenapa (omongan Ahok) dimasukkan ke sentimen negatif,” ujar Megawati saat konferensi pers seusai mengajak sejumlah bakal calon kepala daerah berziarah politik ke makam Soekarno di Blitar, Senin (10/10).
Megawati mengatakan tidak sedikit orang kerap memberikan sentimen emosional terhadap pernyataan Ahok. “Banyak orang memberikan sentimen emosional, untuk mengatakan Pak Ahok itu mulutnya agak kelewatan. Lalu saya bilang, sampai ke level presiden, saya bilang ke Pak Jokowi, kalau Pak Ahok mulutnya tidak begitu, dia orang Bangka,” ujar Megawati.
Menurut Megawati, setiap suku memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya orang dari suku Jawa yang terkenal dengan tutur perilaku halus. “Kalau Jawa memang halus, tapi orang sebelah sana (Bangka Belitung) biasanya ya begitu kan. Kalau saudara-saudara ada yang dari Batak, kalau nyanyi juga kan kaya teriak-teriak. Jadi kenapa dimasukkan ke sentimen negatif,” ujar Megawati bingung. Andai saja Megawati tahu jika Prof. Yusril Ihza Mahendra juga daru Bangka, tapi Yusril mulutnya sangat beda dengan ahok.
Megawati mengaku telah meminta Ahok berhenti melayani permintaan wawancara doorstop dari awak media, lantaran kerap dijadikan sentimen negatif. “Saya bilang ke Pak Ahok kalau ada doorstop tidak usah ngomong, karena itu titipan dari wartawan-wartawan yang ada, yang dimasukannya negatif terus,” ujar Megawati.
Pada Senin, Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri mengajak sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur, termasuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berziarah politik ke makam Bung Karno di Blitar. Pasangan bakal cagub dan cawagub tersebut adalah cagub dan cawagub Ahok-Djarot (DKI Jakarta), Rano-Embay (Banten), Hana Hasanah-Tony Yunus (Gorontalo), Rustam-Irwansyah (Babel), Ali Baal Masdar (Sulbar), dan Dominggus Mandacan (Papua Barat).
Kegiatan ziarah kubur atau nyekar politik ke makam Bung Karno tersebut langsung dipimpin oleh Megawati didampingi beberapa pengurus DPP PDIP antara lain Hasto Kristiyanto, Achmad Basarah, Eriko Sotarduga, Komarudin Watubun dan beberapa anggota DPR. Selepas berziarah ke makam Bung Karno, Megawati langsung bertolak ke Bali dengan diantarkan sejumlah petinggi PDIP dan calon kepala daerah yang diusung PDIP.(ts/rol)