Eramuslim.com – Masalah virus corona di Indonesia kembali menuai sorotan media asing. Kali ini, media asal Inggris, Daily Mail mempersoalkan ledakan kasus COVID-19 dan lonjakan angka kematian di Bali setelah pulau itu dibuka kembali untuk wisatawan.
Pulau Dewata kembali menyambut turis domestik pada 31 Juli setelah industri pariwisatanya babak belur dihajar pandemi COVID-19. Meski otoritas telah memberlakukan pembatasan, jumlah kasusnya terus meroket.
Dalam artikel yang dimuat pada Jumat (25/9), Daily Mail menyebut laju kenaikan angka kematian akibat COVID-19 di sana menjadi yang tercepat di Indonesia. Ahli epidemiologi Dr I Gusti Ngurah Kade Mahardika pun menyalahkan pembukaan kembali pulau itu untuk wisatawan sebagai penyebabnya.
“Dibukanya kembali Bali telah menimbulkan euforia publik bagi warga lokal. Mereka pikir Bali sekarang terbuka, jadi mereka bebas melakukan apa saja, dan berbondong-bondong ke objek wisata,” ucapnya kepada ABC Australia.
Menurutnya, sekitar 4 ribu turis yang membanjiri pulau itu setiap hari telah memicu krisis. Ia pun memperingatkan Bali perlu ditutup lagi, begitu juga provinsi lainnya, untuk menghentikan penyebaran virus.
“Idealnya, untuk menekan jumlah kasus COVID-19, diperlukan lockdown. Artinya, tutup Bali untuk sementara dan batasi pergerakan orang. Keluar rumah hanya boleh untuk keperluan yang sangat penting, seperti mencari makan, obat, dan sejenisnya,” tuturnya kepada Coconuts.