Masyarakat Kepri: Latihan Perang TNI-Singapura Rusak Ekosistem dan Nelayan

Kalangan masyarakatKepulauan Riau (Kepri) menolak wilayahnya dijadikan sebagai medan latihan militer satuan tentara Singapura berdasarkan kesepakatan kerjasama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA).

Menurut Ketua Umum Dewan Harian Daerah Badan Penggerak Pembudayaan Jiwa, Semangat, dan Nilai-nilai Kejuangan 45, Muhammad Zen, bila areal laut pedalaman, laut teritorial, dan laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Kabupaten Kepulauan Natuna dan Laut Cina Selatan dimanfaatkan sebagai medan latihan militer Singapura berskala besar maka akan sangat merugikan mata pencaharian mayoritas nelayan Indonesia, khususnya nelayan tradisional di Kepri.

"Bila areal laut pedalaman, laut teritorial, dan laut ZEE Indonesia di Kabupaten Kepulauan Natuna dan Laut Cina Selatan dimanfaatkan sebagai medan latihan militer satuan tentara Singapura maka akan merusak lingkungan dan ekosistem laut, " papar Zen kepada Wakil Panitia Ad Hoc I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Marhany VP Pua di Gedung DPD, Jakarta, Senin (11/6).

Selain itu, sambung Zen, demi keamanan dan pengamanan pulau-pulau terluar di wilayah Kepri dan pengamanan sumber-sumber daya laut yang perlu dirahasiakan Indonesia maka latihan perang tidak bisa digelar di daerah tersebut.

Dijelaskannya, kemiskinan nelayan Kepri, terutama yang beroperasi di wilayah Kepulauan Natuna dan Laut Cina Selatan, semakin bertambah dan memburuk dengan adanya latihan perang. "Selama ini mereka kesulitan mempertahankan mata pencaharian karena dihadapkan dengan kegiatan penangkapan ikan ilegal oleh perusahaan ikan asing dari Thailand dan Vietnam. "

Masalah ini, lanjutnya, juga pernah disampaikankepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Pertahanan (Menhan), Ketua DPD, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Oleh karena itu, pihaknya meminta perhatian pemerintah pusat untuk serius menangani penambangan pasir di pulau-pulau Kepri dan penangkapan ikan secara ilegal di Laut Cina Selatan.

“Walaupun seorang menteri sudah berbicara di televisi ‘Kalau ada pasir diangkut akan ditenggelamkan’, sampai hari ini masih ada pasir yang diangkut tidak ditenggelamkan. Masih ada kapal-kapal Thailand yang beroperasi di Laut Cina Selatan yang ditangkap kok tidak selesai juga. ”

Menanggapi hal itu, Marhany mengatakan, tanggal 18 Juni 2007 mendatang pihaknya telah menjadwalkan raker dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Menteri Pertahanan (Menhan), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penyediaan wilayah Kepri untuk latihan militer Singapura termasuk materi bahasan dalam raker tersebut. (dina)