Eramuslim.com – Indonesia harus bercermin dari Tibet. Sejak 700 tahun lalu, China sangat berbaik hati sama Tibet. Dengan gaya yang terkesan santun, China membantu Tibet dalam membangun infrastruktur.
Proyek dikerjakan militer China, yang dikirim ke Tibet sebagai pekerja pada proyek-proyek investasi pembangunan kereta api, jalan dan lain-lain.
“Namun, pada saat yang sudah ditentukan para pekerja itu mengeluarkan senjata mereka menodong polisi dan tentara, sampai akhirnya peradaban di Tibet hancur.”
“Negaranya hancur sampai sekarang, dan mereka dalam kekuasaan China,” kata pengamat kebijakan publik Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 18/7).
Dengan pola yang sama, Amir Hamzah melihat hal ini juga sedang dijalankan China di Indonesia kini. Selain berinvestasi di Indonesia, investor China juga telah menyelundupkan para militer China ke Indonesia dengan dalih tenaga kerja proyek.
Dan kini, daerah pesisir Indonesia, dari Pelabuhan Belawan Bagian Timur Sumatera kemudian masuk ke Banten, sampai akhirnya sampai ke Surabaya, sekitar 97 persen telah dikuasai oleh China.
“Dan tidak mustahil apartemen-apartemen tempat-tempat tertentu di pesisir pantai itu mereka gunakan sebagai tempat persembunyian mereka untuk mengintai perairan Indonesia,” ungkapnya.
Kemudian, katanya, di Sulawesi Tengah ada Pabrik Nikel yang cukup besar, yang bahkan dari 6.700 pegawai 5.000 di antaranya merupakan pegawai dari China. Belum lagi di Banten dan di Katapang.
“Nah, coba bayangkan itu, jika sebagian besar di antara mereka adalah Militer China yang sekarang banyak menyamar menjadi tenaga kerja di Indonesia dan tiba saatnya nanti mereka akan mengeluarkan senjata dan menodong tentara Indonesia.”
“Yang akhirnya militer kita akan hancur, polisi juga hancur, dan negara kita juga akan hancur,” tegas Amir mengingatkan.(ts/pp)