Sidang lanjutan kasus kerusuhan Monas dengan terdakwa Habib Rizieq Shihab memang selalu ramai dengan pendukungnya, yang sebagai besar merupakan aktivis Front Pembela Islam. Namun ternyata bukan hanya aktivis FPI saja yang tertarik dengan jalan persidangan, ruang sidang dengan berbagai keterbatasan prasarana itu, juga turut menampung orang-orang yang diduga berasal dari kelompok AKKBB.
Kondisi ini telah menyulutkan situasi dalam ruang persidangan menjadi lebih ‘panas’. Pada sidang lanjutan hari ini, ditengarai massa AKKBB telah memadati sebagian tempat duduk yang disediakan dalam ruang sidang. Hal ini menjadi penyebab akhirnya aktivis FPI kehabisan tempat. Kondisi telah memicu kemarahan aktivis FPI, karena mereka menganggap telah diperlakukan diskriminatif.
"Tadi teman-teman dari FPI melihat bahwa kursi-kursi sebagian besar itu sudah dikuasai olah orang lain, yang ditenggarai sebagai orang AKKBB. Kenapa FPI tersinggung dengan itu, karena ketika akan masuk mereka dilarangan dan dibatasi, sementara yang lain dibiarkan begitu saja, " kata Kuasa Hukum Habib Rizieq M. Assegaf ditemui di sela-sela pesidangan, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Akan tetapi untuk mendinginkan suasana, lanjut Asseaf, pihaknya berupaya melakukan dialog dengan pihak kepolisian untuk memberikan kemudahan akses kepada para pendukung Habib Rizieq.
"Mereka (polisi) berdalih, sulit sekali membedakan mana yang
AKKBB, mana yang bukan. Kalau dari FPI ada cirinya, karena tempatnya sudah penuh makanya mereka membatasi. Tapi sebelumnya tempat-tempat itu sudah dikuasai terlebih dulu olah pihak AKKBB, dan mereka mengakui itu, " paparnya.
Penjagaan dipintu gerbang PN Jakarta Pusat memang sangat ketat. Anggota FPI yang datang belakangan dan diminta petugas pengadilan menunggu di luar area sidang.
Namun karena mereka tidak sabar untuk segera masuk sempat terjadi ketegangan. Mereka berteriak meminta petugas kepolisian emasukkan mereka ke gedung PN Jakarta Pusat. Sebelum halaman gedung, polisi yang bertugas berjaga di sana melakukan pemeriksaan terhadap semua barang yang dibawa, seperti tas, dompet, saku celana dan jaket.
Dan akhirnya, petugas memperbolehkan mereka masuk dengan pengawalan dan penjagaan sangat ketat. (novel)