“Saya kok jadi mikirnya gimana ya. Namanya kita enggak menyerahkan ini ke PT. Harusnya kan undang-undang segala macam memberikan peluang kami membangun (masjid) ini,” ujar dia.
Menurut Cholilah, hubungan antara pengurus masjid dan pengembang kawasan SCBD berjalan tidak harmonis. Hingga setahun terakhir, pihak pengembang terus melakukan lobi-lobi agar dapat membebaskan lahan dan bangunan masjid. Mereka berdalih bahwa setiap gedung di SCBD telah menyediakan ruang beribadah.
Pihak pengembang juga menutup akses menuju masjid. Mereka membangun tembok untuk memisahkan area warga dan masjid dengan kawasan SCBD.
Tembok batako itu dinilai menambah kesan kumuh masjid. Pengurus pun mengganti tembok itu dengan bahan batu alam. Namun, mereka tetap tak dapat membuka akses masjid bagi warga sekitar.
Selain itu, kata Cholilah, pihak SCBD juga mempermasalahkan suara azan yang menggema dari pengeras suara Masjid Nurul Islam. Mereka meminta agar pengeras suara tidak diarahkan ke area SCBD.
Di sisi lain, suara musik dari tempat-tempat hiburan di kawasan SCBD justru berdentum hingga dini hari dan mengganggu istirahat para warga, terutama para lansia.
“Mbak lihat ada Beer Garden. Makin pagi musiknya rock gila-gilaan. Paling cepat jam 02.00 WIB pagi, mereka berhenti. Artinya pihak Artha Graha yang menggelola SCBD enggak ada toleransi,” kata dia.
Pengurus Masjid Nurul Islam bersikukuh menolak pembebasan lahan. Selain merupakan peninggalan terakhir, masjid berbeda dengan ruang ibadah. Masjid dinilai sebagai simbol umat Islam yang harus dipertahankan.
Cholilah menceritakan, masjid itu dibutuhkan oleh para warga, buruh bangunan, dan para karyawan di sekitarnya. Ia menambahkan, apabila telah dibangun, masjid tersebut justru dapat menjadi nilai tambah bagi pihak SCBD. Tanpa perlu membebaskan lahan, pihak pengembang dapat memfasilitasi para karyawan di gedung-gedung sekitar masjid untuk beribadah.
Lurah Senayan, MP Trianggono, mengatakan keberadaan masjid ini menentukan nasib para pedagang di sekitarnya. Apabila masjid ini dirislah, para pedagang kemungkinan juga akan tergusur.
“Kalau masjid ini sudah enggak ada, pasarnya juga enggak ada,” kata dia di lokasi yang sama.
Lokasi pasar dan masjid itu, oleh pengembang rencananya akan dibuat sebagai akses masuk ke beberapa kawasan apartemen. Namun, ia yakin warga dan para pedagang akan menolak rencana tersebut.