Eramuslim – Dihiasi arsitektur etnik Cina, Demak, dan Cirebon, Masjid Merah Kedung Menjangan yang berlokasi di Kelurahan Kedung Menjangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, memiliki kisah unik saat proses pembangunannya.
Konon, proses pembangunan masjid yang bernama asli Masjid Nurbuat itu diselesaikan hanya dalam kurun waktu 100 hari, tidak kurang dan tidak lebih. Pengerjaannya pun tidak melibatkan banyak orang. Hanya sekitar belasan pekerja dari jamaah masjid.
Masjid itu awalnya berbentuk Tajug (musola), didirikan pada tahun 2000. Berdiri di atas tanah wakaf milik Keraton Kanoman, memiliki luas tanah 5000 meter persegi.
“Semua pekerja adalah jamaah Masjid Merah Kedung Menjangan. Hanya ada belasan orang, dua diantaranya yang ahli arsitektur,” ujar Bari, 50, pengelola Masjid Merah Kedungmenjangan kepada JawaPos.com, Rabu (14/3).
Lanjut Bari menceritakan, dahulu kala, sudah ada wasiat dari sesepuh warga akan dibangun masjid di lokasi setempat. Titah itu pun datangnya dari Syekh Tengku Abdul Rauf Singkil yang merupakan murid utama dari Syekh Abdul Qodir Jailani.
Anehnya, Bari menuturkan, saat proses pembangunan masjid yang memakan waktu yang sangat singkat, para pekerja tidak merasakan lelah. Para jamaah seperti punya stamina yang tinggi, dan selalu punya semangat menyelesaikan pembangunan masjid.
“Syekh Tengku Abdul Rahman Rauf Singkil sendiri dimakamkan di pekarangan Masjid Syiah Kuala, Aceh. Saat terjadi Tsunami, makamnya tidak rusak,” tuturnya.