Eramuslim.com – Pidato Jokowi pada pembukaan Konfrensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Selasa (22/4) kemarin diaspresiasi banyak pihak. Di salah satu pidato Jokowi yang menyebut akan mengusir Bank Dunia, IMF (Internatonal Monetery Fund) dan ADB (Asian Development Bank) sangat kontraproduktif dengan kenyataan yang ada.
“Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang,” ujar Jokowi di Jakarta kemarin,.
Hal inilah yang jadi bahan tertawaan banyak pihak. Sekarang ini, rezim Jokowi-JK masih sempoyongan mengemis-ngemis utang, termasuk dari lembaga keuangan internasional. Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia adalah lembaga yang diharapkan mampu memberikan utang pada Indonesia.
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemkeu) bilang, pemerintah kini tengah bernegosiasi dengan Bank Dunia dan ADB. Pemerintah berharap, masing-masing lembaga memberikan tambahan pinjaman sebesar Rp 500 miliar.
“Itu sedang dibicarakan, tapi lebih ke program loan yang tunai,” ujar Robert, 19 Januari 2015.
Menurut Robert, dengan alokasi pembiayaan program, pemerintah bisa mengelola lebih fleksibel tambahan utang tersebut. Artinya, bukan sesuatu yang harus dikerjakan secara cepat sebagaimana pembiayaan proyek yang sudah ada selama ini. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, pemerintah mengalokasikan pembiayaan program sebesar Rp 7,14 triliun. Rencananya, dana tambahan pinjaman dari Bank Dunia dan ADB itu akan dipakai untuk pembenahan program subsidi bahan bakar minyak (BBM) bermekanisme tetap. (rz)