Anggota Pengawas Haji DPR Ahmad Farhan Hamid menilai, problem pemondokan haji ini terjadi karena pemerintah tidak mendengarkan masukan DPR yang telah disampaikan sejak Mei lalu. Di mana, DPR telah memperingatkan pemerintah soal terjadinya masalah pemondokan yang akan dirasakan jamaah haji.
"Itu tidak pernah didengar oleh pemerintah. Terakhir kami menyampaikan masalah itu pada Senin (12/11) saat rapat kerja (raker) dengan Depag, mereka bilang semua oke, padahal di lapangan tidak oke, ”ujarnya, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa(20/11).
Anggota Komisi VIII itumengatakan, masukan yang diberikan DPR terkait dengan kapasitas pemondokan yang kurang dari jumlah satu kloter jamaah haji, di mana satu kloter untuk pesawat kecil akan membawa sekitar 325 jamaah, sedangkan pesawat besar menampung sekitar 470 hingga 500 jamaah.
Seperti diketahui, masalah pemondokan bagi jamaah haji di Makkah mengemuka lantaran pemilik rumah di Makkah membatalkan secara sepihak, meski sudah diikat dengan kontrak. Pembatalan itu memang tak merugikan panitia pelaksana ibadah haji (PPIH) di Makkah karena pembayarannya belum dilaksanakan.
Karena itu, Departemen Agama (Depag) berjanji akan menyelesaikan pemondokan jamaah haji di Makkah yang bermasalah dalam waktu dua hari. Tim Panitia Penyelenggara Ibadah haji (PPIH) sedang mencari rumah pemondokan pengganti bagi para jamaah.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Sistem Informasi Haji Depag Abdul Ghafur Djawahir menjelaskan, problem pemondokan haji di Makkah bukan karena pembatalan sepihak, tapi terkait proses pergantian lokasi pemondokan.
“Kita sudah kontak dengan Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Wardani. Ini sudah terjadi lama dan bukan pembatalan, tapi pergantian rumah. Tapi dia tidak menjelaskan alasan pergantian, ” jelasnya.
Dia menyatakan, saat ini sudah tercatat pemondokan yang terkendala dan sedang dalam proses pergantian, yakni di Jarwal dan Syib Amir. Untuk di Jarwal, sudah tercatat dua rumah yang akan diganti dan masih kurang tiga rumah lagi. Ketiga rumah itu berkapasitas 220, 326, dan 300 orang. “Sekarang sedang ditawarkan lima rumah, lagi dicek untuk kepastian, ”paparnya.
Sebagai informasi, lima rumah pemondokan yang dibutuhkan akan digunakan untuk 1. 600 jamaah. Untuk dua rumah yang sudah diganti di daerah Jarwal akan ditempati 854 jamaah. Sementara untuk tiga rumah pemondokan yang masih dicari akan diisi sekitar 856 jamaah. Wilayah Jarwal terletak sekitar 1. 300 meter dari Masjidil Haram dan Syib Amir sekitar 500 hingga 600 meter.
Menurut Ghafur, masalah ini bisa disebabkan berbagai faktor seperti penggunaan rumah cadangan yang tiba-tiba atau rumah pelengkap rumah besar, atau soal harga perumahan yang kerap “dimainkan” pihak Arab Saudi. Namun, Ia menyakinkan, masalah ini tidak akan merugikan jamaah dalam beribadah. Karena, rumah pemondokan ini hanya ditujukan untuk jamaah pada kloter terakhir. (novel)