Masalah Muslim Se-Eropa Dibahas di Istanbul

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin berangkat ke Istanbul (Turki) untuk berbicara di depan peserta Muslim Europe Meeting, pertemuan berbagai organisasi Islam dari seluruh negara di Eropa.

Pertemuan yang akan diselenggarakan tanggal 1-3 Juli itu akan membahas topik-topik yakni identitas, tantangan, serta kesempatan umat Islam se-Eropa dalam konteks perkembangan Eropa. Demikian siaran pers yang disampaikan PP Muhammadiyah kepada pers di Jakarta, Kamis (29/6).

Sebagai satu-satunya tokoh Islam dari negara-negara Asia, Din diundang ke forum tersebut untuk menyampaikan pandangan tentang bagaimana umat Islam di Eropa memosisikan diri dan berperan serta dalam dinamika peradaban Eropa.

Dari Istanbul, sebagai delegasi Indonesia, Din akan terbang ke Larnaca, Siprus (Yunani) untuk mengikuti ASEM (Asean Europe Meeting) Interfaith Dialogue ke-2 yang diselenggarakan tanggal 3-5 Juli di pulau wisata tersohor tersebut. Pada konferensi yang dihadiri para tokoh negara Asia dan Eropa dari berbagai agama, Din bertindak sebagai moderator sekaligus panelis mewakili Indonesia pada salah satu komisi tentang kesepahaman lintas agama (interfaith undestanding).

ASEM IFD ke-2 di Larnaca ini merupakan kelanjutan ASEM IFD ke-1 di Nusa Dua (Bali) tanggal 20-22 Juli 2005 lalu. ASEM IFD ke-2 bertujuan mendekatkan tokoh-tokoh berbagai agama dari negara-negara di Asia dan Eropa. Jika pada ASEM IFD ke-1 dibicarakan Unity and Diversity: Building Interfaith Harmony within the International Community maka pada ASEM IFD ke-2 dibahas tema Interfaith Understanding and Cooperation for a Peaceful World. Topik-topik bahasan pada sidang komisi ialah Interfaith Understanding, Role of Media in Promoting Interfaith Dialogue, dan Religion and Multiethnic Societies.

Selanjutnya, tanggal 5-7 Juli, Din mengikuti Islam Expo di London (Inggris) bersama Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Dr. Marwah Daud Ibrahim (Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia), dan Dr. Rizal Sukma (Ketua Komite Good Governance Pimpinan Pusat Muhammadiyah). Sementara, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Prof. Dr. Azyumardi Azra (Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) batal ikut serta.

Acara ini didukung Otoritas London Raya (Greater of London Authority), bertujuan untuk menampilkan Islam sebagai agama peradaban dan kebudayaan yang damai kepada masyarakat global, di samping mendorong pemahaman tentang Islam yang benar. Topik yang akan dibicarakan Din tentang Islam and the Future of Democracy in Indonesia.

Tentang undangan-undangan ke Eropa ini, Din mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan internasional kepadanya dan menilai ketiga kegiatan beruntun tersebut penting dan menarik. Penyelenggaraan kegiatan demi kegiatan tersebut menunjukkan munculnya keprihatinan terkait perkembangan regional dan global sehubungan arus globalisasi yang deras melanda dunia dewasa ini.

“Tak pelak lagi, selain sisi positif, globalisasi juga memiliki sisi negatif terhadap kehidupan beragama, intra, dan antarumat beragama, di samping berdampak terhadap corak peradaban umat manusia sekarang ini.” Dalam kaitan terakhir, agama dituntut berperan mengatasi petaka peradaban sekaligus mencerahinya.

Tentang apakah dialog-dialog antar-agama dan peradaban itu berkaitan dengan terorisme dan kasus kartun yang melecehkan Nabi Muhammad oleh media massa Denmark, Din menandaskan bahwa masalah tersebut tidak menjadi faktor pendorong penyelenggaraan dialog. “Saya mengharapkan melalui dialog-dialog sebagian masalah dapat teratasi dan umat manusia akan dapat menyaksikan kehidupan dunia baru yang damai, adil, dan sejahtera.” (dina)