Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai kedatangan Presiden Bush, agar tidak bertujuan untuk mengusai kekayaan alam yang ada di Indonesia. Hal tersebut disampaikan anggota DPDRI yang juga Koordinator Gerakan Rakyat Penyelamat Blok Cepu (GPBC) Marwan Batubara, di Gedung DPRRI, Jakarta, Rabu (8/11).
"Saya sangat khawatir kasusnya sama dengan Cepu, Rice datang kesini Cepu diserahkan, Bush datang kesini nanti Natuna juga diserahkan," katanya.
Menurutnya, tidak mungkin pemimpin negara besar seperti AS ke Indonesia tanpa membawa agenda tertentu, yang berkaitan dengan kepentingan mereka.
Lebih lanjut Marwan menegaskan, kedatangan Bush lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya, padahal seharusnya Indonesia tidak perlu lagi menggandeng AS dalam menjalankan program-program pembangunan, sebab masih ada alternatif negara-negara lain antara lain seperti China, Jepang, dan Uni Soviet untuk mendukung pembangunan di Indonesia.
"Banyak negara yang bisa membantu mengelola gas di Kepulauan Natuna salah satunya Jepang kemampuan tekhnologinya cukup tinggi, kenapa kita tidak bisa melawan dominasi AS," imbuhnya.
Ia juga meminta agar Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono jangan mau didikte mengenai masalah teroris dan ekonomi, pemerintah harus bisa bersikap independen dalam menentukan keputusan yang terbaik untuk negara.(novel)