eramuslim.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menanggapi munculnya kabar sebagian masyarakat enggan mengucapkan ‘aamiin’ setelah bacaan Al-Fatihah dalam salat maupun setelah berdoa. Aamiin [atau amin menurut KBBI], artinya kabulkan.
Pada musim pemilu, paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memiliki singkatan AMIN.
“Ya, kita ini jangan kayak kanak-kanaklah. Urusan ‘aamiin’ itu, kan, tidak berarti capres, tapi, kan, dari dulu sudah ada,” kata Ma’ruf menjawab pertanyaan wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (20/12).
“Kalau orang bilang wa ladhdhalliin, ya, mesti aamiin, ya. Terus apa? Diganti? Ya enggak mungkinlah,” lanjut mantan Ketum MUI ini.
AMIN merujuk pada pasangan Anies dan Muhaimin. Sedangkan ucapan ketika salat itu aamiin, artinya (Ya Allah), kabulkan/terimalah (doa kami). Aamiin dalam bahasa Arab tersebut diserap dalam KBBI dengan kata amin.
Ma’ruf juga menanggapi ide sebagian masyarakat yang menggunakan kata ‘qobul’ sebagai pengganti ‘aamiin’.
“Apa, ya? Kadang seperti kanak-kanak, alergi terhadap masalah yang sebenarnya, ya, bukan untuk itu, kan. Aamiin itu bukan untuk calon itu [Anies-Muhaimin],” ujar mantan Rais Aam PBNU ini.
Ma’ruf mengajak masyarakat untuk tetap mengucapkan ‘aamiin’ usai berdoa atau salat.
“Tapi menjawab ucapan kalau orang salat, ya, mesti ‘aamiin’. Ya, ngomongnya apa? Iman, apa dibalik begitu? Ya, tetap ‘aamiin’,” pungkasnya.
Hukum mengucapkan aamiin setelah membaca Al-Fatihah adalah sunah.
(Sumber: Kumparan)