Eramuslim – Gubernur Anies Baswedan kembali menunjukan perhatiannya terhadap ketimpangan di ibu kota DKI Jakarta. Hal ini semakin dirasakan sejak maraknya pembangunan baik gedung, mal, hotel, maupun apartemen yang semakin menunjukkan antara si kaya dan si miskin.
“Di Jakarta kalau kita lihat indikator-indikator ketimpangannya luar biasa. Jadi kita ingin benar-benar serius soal itu,” ujar Anies saat membuka acara Forum Konsultasi Publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019 di Balai Agung, Balai Kota, Kamis (15/3).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ingin seluruh pembangunan yang dilakukan di Jakarta dapat dirasakan dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut Agar tak ada lagi wujud ketimpangan di daerah pimpinannya.
“Jadi hard infrastruktur itu bukan project besar-besar yang terlihat mata, tapi juga yang menyangkut langsung kepada warga,” pinta Anies.
Sebelumnya Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi menyebut persentase warga miskin terakhir di ibu kota pada September 2017 meningkat 0,01 persen. Sebelumnya, pada Maret 2017 kemiskinan tercatat sebesar 3,77 persen.
“Persentase orang miskin (September 2017) 3,78 persen atau sekitar 393 ribu orang,” ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (15/3).
Jumlah bertambah 3.440 orang miskin dalam enam bulan. Sebab pada bulan Maret 2017 angka kemiskinan sebesar 389.690 orang.
JawaPos pun melakukan penelusuran di beberapa permukiman miskin di wilayah Gambir dan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Di antaranya di sekitaran Jalan Petojo, Jalan Pintu Air, dan Jalan Pejambon.
Hasilnya wujud ketimpangan sangat terlihat, karena ketiga wilayah itu berdekatan dengan kawasan ring 1 ibu kota, yakni kantor pemerintahan bahkan tepat di belakang Istana Negara yang kini menjadi singgasana bapak Jokowi. (fj/ram)