– Gelombang gerakan 212 akan semakin membesar dan puncaknya akan mengkristal pada Pilpres 2019. Dan jika pemerintah membiarkan “pencekalan” ke UAS dan beberapa ulama, justru amat tidak menguntungkan bagi kubu Presiden @jokowi untuk konteks Pilpres 2019.
– Pencekalan Jenderal Gatot Nurmantyo pun tak berbeda dengan pencekalan UAS. Motifnya sama. Mari kita lihat sepak terjang Jenderal Gatot setelah tak jadi panglima dan usai dia pensiun. Langkah-langkahnya akan amat strategis untuk Pilpres 2019.
– Orang-orang yang melihat persoalan secara verbal, terkait pencekalan UAS, selalu mempertanyakan kita tidak pernah tanda tangan perjanjian Preclearance dengan pihak Hongkong dll. Ini orang yang hanya membaca dari kaca mata lahir. Bisa masuk kategori jumud melihat persoalan.
– Jangan hanya membaca atau melihat berita yang beredar. Telusuri info-info di luar permukaan. Banyak sekali info yang tak dicover media tapi statusnya mutawatir. Insya Allah gerakan 212 akan jadi pendorong lahirnya presiden baru pada 2019. Aamiin YRA.
– Seperti biasa, gerombolan #Bong200 kelojotan kalau saya tweet fakta-fakta. Komen-komennya sok paling tahu. Mereka merasa paling tahu. Paling benar. Mereka tak membaca, banyak orang yang tahu dan punya jaringan informasi yang valid.
– Gerombolan #Bong200 percuma bully saya. Gak mempan. Saya bekerja mencari informasi dari segala arah. Ini kebiasaan lama, bertahun-tahun ketika masih di lapangan sebagai jurnalis. Bagaimana mencari informasi yang valid.
– Met Jumatan para sahabat. Tetap jaga ukhuwah. Hidupkan terus semangat aksi 212. Tak usah didengar para penyinyir dan tak usah digubris cemooh gerombolan #Bong200. Mereka sedang menjadi hamba setan. Diperbudak nafsu angkara murka.
Sumber : http://edyaeffendi.com/kenapa-uas-dicekal/