eramuslim.com – Mantan pendeta Yohanes Ignatius Kristanto bercerita tentang pengalamannya saat akan menjadi pendeta. Saat itu pria yang mengaku lulusan Sekolah Tinggi Teologi (STT) Harvest Semarang itu blak-blakan jika salah satu syarat untuk bisa lulus dari sekolah calon pendeta tersbut adalah membuat minimal 5 orang masuk agama Kristen.
Awalnya dia ditanya oleh pewawancara dalam sebuah kanal Youtube pada video yang berjudul, ‘Dua Hal Ini Sebabkan Pendeta di Semarang Masuk Islam, Setelah Memurtadkan 430 Muslim, Kisah Mualaf’, mengenai syarat untuk bisa lulus STT dan menjadi pendeta.
”Pak betul enggak saya pernah mendapatkan atau saya pernah membaca brosur di dalam brosur itu ada ketentuan untuk kelulusan di STT itu kok ada syaratnya harus memurtadkan minimal 5 orang gitu Pak, betul enggak sih itu Pak?,” tanya pewawancara seperti yang dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Hidayatullah TV pada Rabu, 16 Maret 2022.
Tolok ukur jadi pendeta bisa membuat minimal 5 orang jadi beragama Kristen
Lalu dijawab oleh Yohane Ignatius jika memang ada tolok ukur minimal bisa membuat orang berpindah keyakinan pada agama Kristen. ”Tolok ukur kita itu menjadi seorang pendeta itu salah satunya tentunya kepiawaian kita untuk memenangkan atau merekrut jiwa,” terangnya.
Kemudian ditanya kembali oleh pewawancara, “Dalam kata lain memurtadkan orang untuk masuk dalam kekristenan?”
Dijawab oleh Yohanes Ignatius, “Iya betul. Tentu itu benar,” ujarnya.
Sang pewawancara pun agak keheranan mendengar jawaban Yohanes Ignatius. Dia pun kembali bertanya berapa orang yang harus berpindah agama karena dibimbing oleh Yohanes Ignatius.
“Ternyata benar ya. Berapa orang pak yang harus bapak murtadkan waktu itu menurut STT di tempat bapak ini?,” tanya peawancara.
“Kalau ditempat kita hanya 5 (orang) ya,” jawab Yohanes Ignatius.
“Lima orang. Bukan 10 ya pak?,” tanya peawancara kembali.
“Kalau ini saya melebihi target,” jawab Yohanes Ignatius.
“Berarti ceritanya bapak dapat 10?,” tanya pewawancara.
“Iya 10,” jawab Yohanes Ignatius singkat.