Pernah Terjadi di Zaman Soeharto hingga SBY
Ia pun menyampaikan beberapa kejadian serupa yang terjadi di Indonesi pada masa sebelumnya.
“Belum terlampau lama ke belakang, seorang yang mendeklarasikan diri sebagai filantropis dunia, telah mendeklarasikan ke publik bahwa ia menyumbang lebih seribu rumah di Palu, Sulawesi Tengah, yang baru saja dilantakkan oleh bencana alam, likuifaksi,” tulis ia.
Orang tersebut juga memaklumatkan bahwa ia menyumbang beberapa ribu unit rumah yang telah diterjang oleh badai gempa bumi di Nusa Tenggara Barat.
Hingga kini, sekian tahun kemudian, semua deklarasi itu, adalah hampa belaka.
Yang lebih hebat lagi, sang pemberi janji, diganjar dengan penghargaan Bintang Mahaputra. Hebat khan?” ujar Hamid.
Peristiwa di Era Bung Karno
Hamid menceritakan, pada masa Presiden Soekarno, era 50-an, sang presiden pernah menerima sepasang suami isteri di Istana Negara. Mereka adalah Raja Idris dan Ratu Markonah.
“Mereka mengklaim diri sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Jambi. Mereka mendeklarasikan bisa membantu pembebasan Irian Barat,” sambung ia.
Semua mengagumi kedua orang tersebut. Tepuk tangan dan senyum sumringah para pejabat di negeri ini terhambur lepas.
Berbunga-bunga. Hebat.
Kedok penipuan pun tersingkap beberapa hari kemudian. Raja Idris ternyata adalah pengayuh becak, sementara Ratu Markonah adalah pelacur kelas bawah di Tegal, Jawa Tengah.
“Para pejabat terkibuli secara sistematis, yang sekaligus berarti, dua orang telah melecehkan daya nalar pejabat kita ketika itu. Kita pernah juga dikagetkan oleh Menteri Agama Said Agil Husin Al-Munawar,” sambung ia.
Ia mengklaim bahwa ada harta karun besar yang bisa dipakai untuk melunasi seluruh utang negara.
Harta tersebut berupa emas batangan, sisa peninggalan Kerajaan Pajajaran, tersimpan di bawah Prasasti Batutulis, Bogor.
Heboh luar biasa. Rasa kagum muncul, adanya harapan dan optimisme pun kian berkecambah.
“Sebentar lagi Indonesia bebas dari utang,” ujarnya.