Mantan Kassospol ABRI Letjen M. Yunus Yosfiah menyatakan, ratusan senjata illegal di kediaman (Alm) Brigjen Koesmayadi tidak mungkin akan dipergunakan untuk bisnis apalagi untuk melakukan pemberontakan.
“Tidak mungkin Koesmayadi mempertaruhkan nama baiknya dengan melakukan jual beli senjata yang nilainya tidak besar, apalagi melakukan pemberontakan,” ujar Yunus di Gedung DPR Jakarta, Jum’at (7/7).
Apalagi almarhum adalah punya prestasi yang bagus dan satu-satunya TNI yang berhasil menembak mati pimpinan Fretelin Nicolao Lobato yang kemudian digantikan oleh Xanana Gusmao,” terangnya
“Untuk sekali latihan militer saja membutuhkan 500 hingga 1.000 amunisi dan satu kompi butuh sekitar 180 tentara. Sedangkan jika satu senjata dihargai Rp 3 juta maka sebanyak 180 senjata itu hanya sekitar Rp 700 juta. Saya yakin semua itu tidak mungkin,” sambung dia.
Sekjen PPP itu menjelaskan, Koesmayadi adalah anak buahnya ketika memimpin operasi Bataliyon 744 di Timor-Timur (1977—1978) dan berhasil menembak mati pimpinan Fretilin Nicolao Lobato tersebut.
Waktu itu almarhum menjadi “Man of The Year” dan kita semua diberi penghargaan dan naik pangkat. Sebagai parjurit almarhum tidak pernah mengeluh. “Yang jelas kasus ini harus dibuka secara transpran oleh TNI AD, sehingga tidak muncul spekulasi yang macam-macam itu,” tutur dia. (dina)