Eramuslim.com – Pengambilalihan cepat pemerintahan Afghanistan oleh Taliban jelas membuat sebagian orang di dunia terkejut, tetapi tidak bagi Roya Rahmani, duta besar wanita pertama Afghanistan untuk Amerika Serikat.
Meski mengaku ngeri, Rahmani, yang meninggalkan jabatannya pada Juli, mengatakan bahwa dia tidak terkejut jika pada akhirnya Taliban mengambil kendali pemerintahan seperti saat ini, yang menurutnya adalah bagian dari kesalahan pemerintahan terdahulu.
Bagi perempuan berusia 43 tahun ini kegagalan pemerintah Afghanistan terdahulu dipicu oleh banyak hal, salah satunya adalah korupsi yang meluas. Korupsi ini yang menjadi salah satu faktor utama yang akhirnya membuka jalan bagi kemenangan Taliban bulan lalu.
“Saya, sebagai orang Afghanistan, tidak terkejut dengan fakta bahwa Taliban mengambil alih Afghanistan dengan begitu cepat dan mudah. Sebagian karena kurangnya kepemimpinan oleh pemerintah Afghanistan yang ada pada saat itu,” kata Rahmani dalam sebuah wawancara bersama Reuters.
Presiden AS Joe Biden, dalam pidato bulan lalu, menuduh pasukan Afghanistan tidak memiliki “keinginan untuk berjuang” untuk masa depan negara mereka.
Rahmani tak setuju dengan pendapat Biden.
“Bukan pasukan Afghanistan, bahwa mereka tidak mau berjuang untuk kebebasan mereka dan untuk melindungi rakyat mereka. Kepemimpinanlah yang korup. Dan mereka menyerahkan, pada dasarnya, negara itu kepada Taliban,” katanya, tanpa memberikan tuduhan khusus.
“Secara khusus, keputusan Ashraf Ghani untuk meninggalkan kursi kepresidenan dan meninggalkan Afghanistan pada 15 Agustus sangat mengecewakan dan memalukan,” katanya.