Eramuslim.com – Malaysia bergolak. Di sejumlah kota di Malaysia dan juga di sejumlah negara, warga Malaysia turun ke jalan untuk menuntut Perdana Menteri Najib Razak mundur dari jabatannya, karena diduga telah melakukan tindak pidana korupsi. Pada Sabtu pagi tadi (29/8), di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, massa yang berjumlah puluhan ribu orang, yang mayoritas berkaos kuning, memenuhi jalan-jalan di pusat kota, berunjuk rasa, dengan membawa spanduk dan sebagainya, dengan diselingin teriakan mendesak Najib Razak mundur atau dilengserkan. Gerakan mereka ini mengusung tagline“#Bersih4”.
Ternyata di media sosial di Internet, banyak warga Indonesia yang memuji keberanian rakyat Malaysia itu. Bahkan, kemudian, ada juga yang mengajak rakyat Indonesia untuk mengikuti jejak warga negara tetangga tersebut. Pemilik akun @ypaonganan yang biasa disapa Ongen, misalnya, mengajak para follower-nya untuk turun ke jalan juga. Kalau dilihat dari twit-twit Ongen selama ini, tujuan rencana aksi itu kemungkinan adalah menggugat pemerintahan Joko yang dinilai tak becus mengurus permasalahan yang ada di negeri ini.
“Follower saya hampir 20 ribu, saya tantang kita turun ke jalan. Saya siap pimpin. Berani? #KaosPutih,” tulis Ongen.
Ternyata, banyak yang menjawab tantangan Ongen itu dengan antusias. Pemilik akun @oe_tary, misalnya, menjawab tantangan itu dengan menyatakan “Siaapp!!”. Lalu, pemilik akun @bimanafis menulis: “@ypaonganan Biarpun saya perempuan, saya juga berani ikut turun ke jalan! #KaosPutih”.
Sementara itu, pada Jumat kemarin (28/8), Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, kurang-lebih 50 ribu buruh se-Jabodetabek akan turun ke jalan pada 1 September 2015 sebagai aksi untuk menjeritkan penderitaan mereka, yang telah dan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Aksi serupa juga akan dilakukan serentak di 20 provinsi. “Aksi akan dilakukan 1 September dengan titik kumpul Bundaran Hotel Indonesia pukul 10.00, untuk long march ke Istana Presiden, dilanjutkan Kementerian Kesehatan,” kata Said Iqbal.
Selain itu, mereka juga akan menuntut diturunkannya harga barang dan bahan bakar minyak (BBM), menolak masuknya pekerja asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia, dan menuntut naiknya upah minimal 22% pada 2016 untuk menjaga daya beli serta komponen hidup layak 84 item. Pemerintah juga, kata Iqbal, perlu merevisi peraturan pemerintah tentang jaminan pensiun. “Yaitu manfaat pensiun buruh sama dengan pegawai negeri sipil, bukan Rp 300 ribu per bulan setelah 15 tahun,” ujar Iqbal.
Iqbal juga mendesak pemerintah untuk memperbaiki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, khususnya dengan menghapus sistem INA CBGs dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tahun 2011 yang membuat tarif murah. Dia juga meminta pemerintah membubarkan pengadilan hubungan industrial (PHI) dengan merevisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004.
Tak lupa, para buruh itu juga menuntu dipenjarakannya Presiden Direktur PT Mandom Bekasi, yang mengakibatkan 27 buruh meninggal. “Juga copot Menteri Ketenagakerjaan yang tidak berbuat apa pun,” kata Iqbal.(ts/pribuminews)