Saat menjalani isolasi mandiri bertiga, kondisi kesehatan orang tua Vino memburuk. Mereka pun dirujuk ke RS HIS. Sebab, ibu Vino diketahui memiliki penyakit penyerta asma.
“Ibu Lina ini ada (komorbid/penyakit bawaan) asma,” ungkap Margono.
“Duluan Lina dirawat di rumah sakit dijemput medis 14 Juli. Kemudian adik saya, Kino. Dalam perawatan, Lina meninggal 19 Juli, adik saya sehari kemudian 20 Juli. Iya, pas hari raya Iduladha kemarin,” sambungnya.
Dari hasil swab PCR, sang anak pun terkonfirmasi positif Covid-19. Dia harus menjalani isolasi mandiri hingga 26 Juli 2021 mendatang. Sepeninggal orang tua, Vino yang sebatang kara terpaksa diisolasi di rumah sendiri.
“Sampai aman nanti tanggal 26 Juli. Jadi Vino isolasi mandiri sendiri di rumah, depan televisi. Tapi kami, keluarga dan tetangga tidur di teras depan rumah,” ungkap Margono.
Sejauh ini, Vino dalam kondisi sehat. Tetangga ramai-ramai membantu Vino dengan mengirimkan makanan dan vitamin. “Di sini banyak keluarga, keluarga besar. Alhamdulillah banyak bantuan warga sebagai donatur. Dari banyak pihak mulai sembako dan pakaian. Kami tidak bisa sebutin satu per satu,” jelas Margono.
“Tidak ada keluhan badan panas dari Vino. Memang sebelumnya, begitu tahu ibu bapaknya meninggal sempat nangis tapi tidak terus-terusan menangis. Keluarga terus menghibur Vino. Bahkan sering video call dengan mbahnya di Jawa untuk terus menghibur Vino,” tutup Margono.[merdeka]