Eramuslim.com – Kontroversi Surat edaran terkait pungutan sumbangan penerbitan buku yang ditandatangani oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mendapat sorotan. Salah satunya, anak muda minang yang juga Jubir Muda Partai Amanat Nasional Febri Wahyuni Sabran.
Febri Wahyuni yang akrab disapa Uni Eby ini mengatakan, Mahyeldi harusnya lebih hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan apalagi terkait sumbangan atau pungutan.
“Buya Mahyeldi harus hati-hati. Ini kan surat ditandatangani langsung oleh Buya Mahyeldi, apalagi kabarnya uangnya masuk ke rekening pribadi seseorang. Jangan sampai publik jadi tidak percaya lagi pada beliau sebagai pemimpin di Sumbar,” jelas Uni Eby, Minggu (22/8).
Tak hanya itu, sebagai pemimpin, Uni Eby juga mengkritik Kepala Daerah dari PKS tersebut yang menurutnya banyak menuai kontroversi belakangan ini.
“Sibuknya harus dengan kinerja dan prestasi. Bukan malah banyak mencipta kontroversi yang melukai hati rakyat, kemarin ganti mobil dinas, sekarang sumbangan penerbitan buku,” tambahnya.
Sebagai putri daerah asli Sumbar, Uni Eby pun meminta Mahyeldi untuk lebih jujur kepada publik terutama terkait sumbangan penerbitan buku ini.
“Buya Mahyeldi harus jujur kepada publik terkait surat yang meminta sumbangan dana pernerbitan buku. Buya Mahyeldi tidak boleh menyalahgunakan posisinya sebagai gubernur dengan meminta uang kepada pihak luar,” tutupnya.
Dalam pandangan Eby, selama ini masyarakat Sumatera Barat mengenal Buya Mahyeldi sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Ia mengaku khawatir setelah ada polemik pungutan buku ini, Buya Mahyeldi menyembunyikan kebenaran untuk diketahui publik.
Jika demikian, EBy menilai Buya Mahyeldi merusak dunia intelektual.
“Pembelian buku tanpa tranpransi yang jelas akan merusak kredibilitas institusi Provinsi Sumatera Barat,” pungkas Eby.[rmol]