Penyerbuaan polisi dengan brutal ke dalam kampus Universitas Nasional (UNAS), di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta pada tanggal 24 Mei menyisakan duka mendalam. Maftuh Fauzi (27 tahun), salah seorang Mahasiswa yang menjadi korban kekerasan polisi saat melakukan unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM, meninggal dunia di RS Pusat Pertamina, akibat oleh infeksi sistemik di seluruh tubuhnya.
"Sudah di CTScan di bagian kepala, tidak ditemukan ada kelainan. Kami tidak menemunkan tanda-tanda kekerasan. infeksi sistemik yang menggerogoti tubuh Mastuh menyebabkan tidak berfungsinya sel syaraf pada tubuh. Akibat infeksi sistemik itu, fungsi alat tubuh tidak berfungsi lagi, " jelas Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Widia Sarkawi, di RSPP, Jakarta, Jum’at (20/6).
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Maftuh mendapat perawatan intensif di ruangan ICU RSPP sejak Rabu 18 Juni kemarin. Sebelumnya, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris angkatan 2003 ini juga mendapat perawatan di RS UKI. Bahkan sebelum meninggal Mastuh menggunakan alat bantu pernapasan.
Selain menyerbu masuk kampus, polisi juga melakukan serangan brutal dengan memukuli, menembakkan gas air mata, dan menangkap 100 orang mahasiswa yang ada di tempat tersebut.
Terkait dengan kematian mahasiswa akibat korban Insiden Unas, LBH Jakarta siap memberikan pendampingan terhadap keluarga Maftuh Fauzi.
"Kita siap mendampingi jika keluarga ingin menggugat pihak yang bertanggung jawab, " kata Kuasa Hukum Mahasiswa Unas Edi Halomoan Gurning.
Menurutnya, dalam UU kepolisian secara hirarki Kapolri Jendral Pol. Sutanto turut bertanggungjawab."Kerugian yang ditimbulkan bukan hanya materi tetapi sudah nyawa, " tandasnya.
Mahasiswa Unas ini tewas akibat mengalami luka di kepala akibat kena pentung polisi saat menentang aksi kenaikan harga BBM di kampusnya.
Tindakan brutal polisi juga berlangsung di kampus Universitas Hasanuddin (23/05/08). Ratusan mahasiswa yang melakukan aksi setelah pengumuman kenaikan BBM, tiba-tiba diserbu oleh polisi dengan alasan tidak jelas. Kejadian ini telah menambah daftar kebrutalan polisi dan kurun sebulan terakhir. (novel)