Eramuslim.com – Seratusan lebih mahasiswa dari Badan Eksekutif U Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung turun ke jalan. Mereka menyuarakan keprihatinan atas terpuruknya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga mencapai Rp15 ribu.
Mahasiswa juga mengecam ketidakmampuan pemerintah mengatasi persoalan tersebut, sehingga mengakibatkan dampak berat dan berlarut-larut di masyarakat. Salah satu spanduk besar yang mereka bentangkan antara lain bertuliskan, “Rupiah Berdarah Masih Sibuk Pencitraan.”
Demo dipusatkan di Tugu Selamat Datang Kota Bandarlampung, di Rajabasa, Bandarlampung, Senin (10/8/2018).
Mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan kecaman kepada pemerintah, juga aksi teaterikal penderitaan rakyat. Demo berjalan tertib dan kondusif meski arus lalu lintas di jalan itu padat.
“Kami khawatir krisis tahun 1998 terulang lagi, reformasi 1998 juga bisa kembali terjadi jika pemerintah gagal mengatasi persoalan ini,” kata seorang orator.
Mahasiswa juga menyindir pemerintahan Joko Widodo yang terkesan tidak tanggap, malah menyalahkan faktor penyebab kejatuhan rupiah karena eksternal. “Di saat seperti ini malah menyalahkan negara lain. Presiden Jokowi juga empat tahun lalu menjanjikan rupiah akan kuat di bawah Rp10 ribu per dolar Amerika,” kata orator.
Massa mendesak pemerintah segera bertindak dan menuntaskan persoalan karena dampaknya sudah terasa di masyarakat. Harga kebutuhan mulai naik, sementara daya beli rakyat menurun. [inilampung]