Ketua tim pengawal RUU APP MUI dan ormas Islam, Ma’ruf Amin menyatakan, penolakan terhadap RUU APP oleh sekelompok orang, yang menganggap keberadaan RUU tersebut dapat mengancam kebudayaan Indonesia, merupakan agenda konspirasi dari para kapitalis yang semata-mata hanya ingin mengambil keuntungan dari bisnis industri seks.
"Para kapitalis menginginkan keuntungan dengan menjual industri seks mereka berusaha menghancurkan moral bangsa, melalui perubahan paradigma masyarakat, sehingga bangsa ini menjadi welcome terhadap budaya barat yang bebas, " tegasnya di sela-sela diskusi publik, di Wisma Dharmalasakti Jakarta, Senin(15/05).
Menurutnya, untuk menangkal dampak pornografi yang dapat merusak moral generasi bangsa, diperlukan UU yang dapat memberikan perlindungan dari segala bentuk ancaman pornografi dan pornoaksi. Ia mengakui, hasil pertemuan MUI bersama beberapa departemen, antara lain Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Kesejahteraan rakyat, Departemen Agama, Kepolisian dan Kejaksaan Agung dan Lembaga-lembaga Eksekutif pada umumnya mendukung segera disahkan RUU APP yang saat ini sedang dibahas oleh DPR RI.
"Mereka juga menganggap pornografi perlu dibasmi, dan perlu ada UU yang mengaturnya. Cuma suara pemerintah kurang keras, tidak sekeras suara yang datang dari MUI dan ormas Islam, " katanya.
Mengenai usulan agar diadakan lokalisasi terhadap segala bentuk pornografi dan pornoaksi, ia menilai, bahaya lokalisasi itu, sama saja dengan bahayanya lokalisasi pelacuran. Pendapat seperti itu tidak sesuai dengan pemikiran dan ajaran Islam. (novel/travel)