Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq menyatakan, sebelum dibubarkan sebaiknya pemerintah mengajak dialog terhadap ormas-ormas yang dianggap anarkis. Demikian Habib Riziq di kepada pers di Jakarta, Selasa (20/6/206).
“Dan kita siap untuk itu. Seperti ICIS II PBNU ini menunjukkan bahwa NU berniat baik dengan mengundang semua ormas agama di luar NU termasuk FPI. Karena itu kami mendukung acara ini agar terjadi dialog antar peradaban, antar umat Islam sendiri,” saran Riziq.
Ditegaskannya, pihaknya justru khawatir dan merasa terancam dengan munculnya kelompok yang disebutnya sebagai komparador Amerika Serikat melalui LSM-LSM yang ada di Indonesia. Menurutnya, LSM-LSM itu dibiayai oleh Amerika Serikat dan malah sudah akan dilatih sebagai milisi sipil. “Mereka ini sangat berbahaya karena menjual negara ke asing. Sedangkan ormas-ormas Islam meski radikal tidak akan pernah menjual negara ini,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua Fraksi FPDIP, Tjahjo Kumolo meminta pemerintah tidak ragu meminta Kapolri Jenderal Sutanto menindak tegas ormas-ormas yang sering bertindak anarkis.
Menurutnya, tindakan tegas aparat terhadap mereka mendesak dilakukan agar keutuhan NKRI tidak terancam. "Apa pun tugas presiden, yang utama adalah menjaga keutuhan NKRI dan kebhinekaan serta keamanan masyarakat. Sehingga harus ada ketegasan dari presiden terhadap ormas yang mengarah anarkis dan mengganggu ketertiban masyarakat," ujar Tjahyodi Gedung MPR/DPR RI Jakarta.
Dijelaskannya, beda pendapat dalam demokrasi itu hal wajar. Namun perbedaan itu harus didasarkan kepada koridor hukum dan konstitusi. Karena itu jangan karena tidak sepakat dan menolak kehadiran sesuatu di luar keyakinan dirinya, lalu merusak tatanan dan mengacak-acak seenaknya sendiri. “Itu kan jelas melanggar hukum dan menghina pemerintah sendiri,” tegas dia. (dina)