Lone Wolf, ISIS, dan Serangan Amatiran Janggal

Para pelaku teror perorangan itu umumnya adalah anak-anak muda yang telah mengalami proses radikalisasi akibat menyerap beragam informasi tentang ideologi ekstrem dari banyak situs dan media sosial yang bertebaran di jejaring Internet.

Penembakan di Mabes Polri juga menunjukkan adanya dugaan serangan seorang diri dari ZA yang kemungkinan terkena paham radikal dari internet.

Dalam bukunya yang terkenal, Lone Wolf Terorrism: Understanding the Growing Threat, Jeffrey D Simon, menguraikan serigala sendirian atau lone wolf telah menunjukkan bahwa mereka bisa berbahaya atau bahkan lebih berbahaya dari kelompok teroris yang terorganisasi.

Simon memberi contoh kasus Anders Breivik di Norwegia, yang membunuh puluhan anak muda dalam serangan bom dan penembakan massal.

Juga, Omar Mateen, pembunuh Orlando yang melakukan penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika. Belum lagi kasus penembakan tunggal di masjid di Selandia Baru.

Simon menuliskan bahwa serigala penyendiri telah terbukti lebih kreatif dan berbahaya daripada banyak kelompok teroris.

Lone wolf bukan hanya ekstremis Islam tetapi dapat ditemukan di antara semua jenis ideologi politik dan agama lain. Ada ekstremis Kristen, Hindu, Budha, dan lainnya.

Menurut Simon, internet telah menyediakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi individu-individu yang terisolasi dengan kecenderungan teroris.

Ada sedikit wanita dalam kategori ini namun kebanyakan masih pria.