Eramuslim.com – Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) memastikan adanya kepentingan terselubung di balik penggalangan dana untuk Ibu Saeni (53) yang rumah makan (warteg) miliknya dirazia Satpol PP Kota Serang, Banten.
Ketua Umum Pemuda LIRA DPW Banten Novis Sugiawan mendapati fakta bahwa saat razia berlangsung 12 Juni lalu, Saeni diminta salah satu oknum media untuk menangis histeris seolah-olah sedang terzalimi dan terkesan petugas mengacak-acak wartegnya.
“Padahal faktanya, Satpol PP menyita semua makanan dan berharap Ibu Saeni datang ke kantor Satpol PP untuk pembinaan dan pengarahan. Untuk tidak membuka warung sesuai waktu yang ditetapkan Pemkot Serang yaitu sekitar pukul 16.00 WIB, dan seluruh makanannya dikembalikan,” jelasnya, Sabtu (18/6/2016).
Namun, lanjut Novis, Saeni justru tidak memenuhi undangan ke kantor Satpol PP. Selang beberapa hari kemudian, kondisinya direkayasa oleh oknum media yang menggambarkan sedang terbaring sakit di lantai dan kumuh. Seolah-olah, perempuan asli Tegal, Jawa Tengah itu sudah jatuh miskin dan tidak punya apa-apa pasca dagangannya disita Satpol PP yang menegakkan perda syariah di bulan suci Ramadhan. Padahal, dua warteg lainnya milik Saeni masih aktif berjualan.
Rekayasa penderitaan Saeni ditambah dengan munculnya penggalangan dana lewat media sosial untuk membantu kesulitannya.
“Ada juga settingan provokasi awal untuk penggalangan dana sehingga masyarakat luas mengikuti penggalangan dana atas dasar kemanusiaan karena tindakan kejam pemkot atas penegakan syariat Islam di bulan Ramadhan. Dari sini, saya mengambil kesimpulan bahwa ini adalah settingan oknum yang ingin perda syariah dicabut,” beber Novis.
Dia menambahkan, penderitaan Saeni yang direkayasa menjadi batu loncatan atas agenda terselubung pihak-pihak tertentu. Di mana, dengan sengaja menciptakan isu nasional yang bertujuan untuk mencabut perda-perda syariah di seluruh Indonesia.
“Ini adalah proxy war yang dibuat oleh kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab. Sehingga memecah belah NKRI dan khususnya umat Islam,” tandas Novis.(jk/pm)