Maskapai penerbangan Lion Air telah mengantongi izin penerbangan dari pemerintah Arab Saudi. Rencananya, izin terbang tersebut akan digunakan untuk melayani penumpang mulai tahun depan. Surat izin penerbangan yang didapatkan adalah untuk melayani rute Jakarta-Jeddah dan Jakarta-Ryadh. Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana, di Jakarta.
Seperti diketahui, selama ini penerbangan haji hanya dilayani oleh dua maskapai penerbangan yakni Saudi Arabia Airlines dan Garuda Indonesia. Pihak penyelenggara haji telah membuka kesempatan bagi maskapai lainnya untuk mengajukan permohonan izin dari pemerintah Arab Saudi (lending permit), sehingga dapat melayani rute penerbangan haji.
Menurutnya, meskipun izin telah didapatkan pihaknya belum bisa memberikan pelayanan pada masyarakat, karena pesawat yang akan dioperasikan masih dalam tahap pemesanan.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini pesawat sudah datang, sehingga pertengahan tahun depan kita sudah bisa melayani penumpang ke Arab, " kata Rusdi.
Pesawat yang saat ini dalam pemesanan adalah jet jenis Boeing 777-400 Next Generation. Lion telah memesan dua unit. Sementara sebagai alternatif, Lion juga akan memesan pesawat jenis Boeing 747-400 atau Airbus 330. Pesawat berbadan lebar tersebut menjadi pilihan karena mampu terbang langsung dari Indonesia ke Arab.
Lebih lanjut, Rusdi mengatakan, pihaknya akan mengoperasikan dua pesawat terlebih dahulu untuk melayani penumpang Indonesia-Arab Saudi. Dia merasa yakin akan sukses, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang Indonesia yang sering pulang pergi ke Arab Saudi. Selain tenaga kerja Indonesia (TKI), juga banyak masyarakat ke Indonesia yang ke Arab untuk tujuan ibadah umrah.
Sementara untuk program keselamatan penerbangan, Lion Air akan melengkapi semua pesawatnya dengan radar canggih buatan Honeywell, Amerika Serikat. Radar jenis RDR-4000 3-D tersebut rencananya akan dipasang pada seluruh 120 pesawat Boeing 737-900 Extended Range. Radar tersebut mampu melihat benda-benda yang jaraknya sejauh 320 mil secara tiga dimensi. Sehingga membuat kru pesawat bisa dengan leluasa mempersiapkan diri apabila terjadi penyimpangan pesawat.
Saat ini baru satu dari 11 pesawat Boeing 737-400ER yang dilengkapi radar senilai 5 miliar rupiah, targetnya semua radar terpasang di 120 pesawat yang telah dipesan hingga 2013. (novel/mch)