Eramuslim – Maraknya unjukrasa rakyat di kantor KPU dan Bawaslu sejak beberapa hari belakangan bukan saja membuktikan bobroknya kinerja KPU, tapi sekaligus menunjukkan ada yang tidak beres dalam pelaksanaan Pemilu serentak 2019.
Hal itu dikatakan Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma di sela-sela unjuk rasa ribuan elemen masyarakat di depan gedung Bawaslu, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat kemarin (10/5).
Menurut Lieus, setiap orang di negara ini sudah tahu memang ada yang tidak “beres” dalam penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019.
“Sejak dari awal rakyat sudah mencium ada ketidakberesan itu. Sejak dari surat panggilan C-6 yang tidak sampai ke tangan pemilih, kartu-kartu suara yang sudah tercoblos, quick count yang menipulatif, Situng KPU yang terus-menerus salah menginput data, sampai dengan banyaknya aparat penyelenggara pemilu yang tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal dunia,” katanya.
Karena itu, katanya lagi, adalah wajar jika rakyat berunjukrasa ke KPU dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara Pemilu. Bukan hanya untuk menyampaikan aspirasi, tapi juga untuk mendapatkan kebenaran.
“Rakyat sekarang ini bukan lagi orang bodoh yang bisa dibohongi dan ditakut-takuti. Rakyat melihat dan merasakan sendiri ada yang tidak benar dalam pemilu ini. Itulah sebabnya rakyat berbondong-bondong datang ke KPU dan ke Bawaslu untuk mempertanyakannya,” ujar Lieus.
Karena itu, tambah Lieus, pejabat pemerintah dan juga aparat kepolisian jangan lagi memakai cara-cara lama dengan menakut-nakuti rakyat dan mengancam akan menangkap dan memenjarakan dengan tuduhan makar dan lain-lain.