Eramuslim.com -Munculnya berbagai laporan masyarakat tentang praktik-praktik kecurangan pada Pemilu/Pilpres 2019, ternyata tidak saja membuat banyak pihak kecewa dan marah.
Lebih dari itu, banyak pula yang menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu di Indonesia, tidak netral, tidak jujur dan sengaja berpihak pada salah satu Paslon Capres.
Sebab, sebagaimana video laporan masyarakat yang kemudian viral di media sosial, praktik-praktik kecurangan yang massif itu tidak hanya terjadi di tingkat KPPS pada saat pencoblosan, tapi juga di tingkat PPK saat penghitungan suara dan bahkan di tingkat KPU saat input data real count ke Sistem Informasi penghitungan Suara (Situng) KPU.
“Karena sudah berkali-kali, ini pasti bukan kesalahan manusia. Tapi sudah merupakan kesengajaan. Keadaan ini tidak lagi sekedar kekacauan sistem input data dalam penyelenggaraan pemilu oleh KPU, tapi kita menduga memang ada unsur kesengajaan,” ujar Komandan Gabungan Relawan Pembela Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma, Rabu (1/5).
Apalagi, tambah Lieus, sampai dua minggu pasca dilakukannya input data di laman Situng KPU itu, berbagai protes masyarakat tentang kesalahan tak ditanggapi dengan serius oleh KPU.
“KPU terus saja menyajikan data yang salah itu dan membiarkan kesalahan tersebut tanpa berusaha memperbaikinya. Padahal, dalam hal pemilihan Presiden, kesalahan input data itu sangat merugikan Paslon 02,” katanya.
Yang menyedihkan, tambah Lieus, bukannya memperbaiki kesalahannya, Ketua KPU Arif Budiman dengan enteng menyebut itu cuma human error dan dia siap dikutuk jadi batu bila curang.