Lieus: Prabowo Punya Hati Nurani, Ahok Tidak

prabowoEramuslim.com – Basuki Tjahaja Purnama sudah tak memiliki empati terhadap rakyat miskin di Jakarta. Sindiran Gubernur DKI Jakarta itu terhadap aksi sosial Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi buktinya.

“Hatinya sudah benar-benar mati. Tertutup oleh ambisi kekuasaan dan iming-iming materi dari pengusaha,” kata Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke redaksi, Rabu malam (11/5).

Lieus memuji langkah Prabowo dan mencibir Ahok. Dibandingkan Ahok, kata dia, Prabowo masih lebih memiliki hati nurani. “Siapapun pemimpin yang masih punya hati nurani, pastilah tidak tega melihat rakyat hidup terlunta-lunta akibat ulah seorang gubernur yang arogan dan sok kuasa,” sambung Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini.

Beberapa hari ini ramai pemberitaan tentang berdirinya sejumlah tenda besar di bekas lahan gusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Beberapa dari tenda itu dikabarkan merupakan pemberian dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan pinjaman dari TNI.

Dari sekitar 358 Kepala Keluarga (KK) yang masih bertahan di lahan itu, memang hanya 70 KK yang tinggal di lahan itu, sedang sisanya tinggal di perahu-perahu dan di pinggiran kawasan gusuran dengan kondisi seadanya.

Tragisnya, hingga kini warga yang menolak direlokasi ke Rusun Marunda dan Rawabebek itu tidak mendapatkan kompensasi apapun dari Pemprov DKI Jakarta. Bahkan aliran listrik dan air untuk merekapun diputus. Mereka, kata Lieus, ditelantarkan begitu saja.

“Beruntung, banyak pihak yang bersimpati kepada mereka, sehingga bantuan datang silih berganti,” kata Lieus.

Dia tidak habis pikir dengan langkah Ahok yang mengejek orang-orang atau organisasi yang mencoba menolong warga korban penggusuran tersebut. Pernyataan itu semakin menunjukkan kalau Ahok benar-benar sudah tak punya hati nurani.

“Hatinya sudah benar-benar ditutupi oleh ambisi kekuasaan. Ia gusur rakyat begitu saja, lalu membiarkan mereka terlantar. Gila,” tekan dia.

Sebagai anak bangsa, Lieus sedih menyaksikan arogansi kekuasaan ini. Apalagi, sampai hari ini tak sekalipun Ahok berani menerima ajakan dialog dari orang-orang yang menentang kebijakan penggusuran yang dilakukannya.

“Dia terus berkilah dan berlindung di balik punggung Presiden Jokowi. Dia menjawab setiap ajakan dialog dengan memanfaatkan ephoria media dengan sengaja mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kontroversial. Dia ternyata sadar betul bahwa semakin kontroversial omongannya, semakin media suka memberitakannya,” tandasnya.(td/rmol)