Eramuslim.com – Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma terkejut dengan pernyataan La Nyalla Matalitti yang mengaku dimintai uang oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tak tanggung-tanggung, La Nyalla mengklaim jumlah uang atau mahar yang diminta agar dia bisa dicalonkan menjadi calon gubernur Jawa Timur itu mencapai Rp 40 milyar.
“Sebagai orang yang mengenal baik pak Prabowo, saya tidak percaya dengan berita tersebut. Ini pasti ada miskomunikasi,” katanya kepada redaksi, Jumat (12/1).
Sepanjang pengetahuan Lieus, Partai Gerindra memang memberi mandat kepada La Nyalla sebagai salah satu kadernya di Jawa Timur untuk menbangun koalisi dengan partai lain bagi pencalonannya.
“Tapi saya tidak percaya kalau Pak Prabowo sampai meminta mahar hingga Rp 40 miliar. Lagian Jatim adalah salah satu provinsi terluas di Indonesia dengan puluhan kabupaten dan kota. Uang Rp 40 miliar itu tak cukuplah,” kata Lieus.
Menurut dia, dalam momentum pilkada, calon biasanya memang diminta uang untuk menyiapkan dana membiayai proses pencalonannya, termasuk untuk kebutuhan logistik, kampanye dan saksi-saksi di TPS nanti. Dalam konteks tersebut, dalam politik sangat wajar.
Lieus justru menangkap ada soal lain di balik pernyataan La Nyalla tersebut. Sebagai orang yang mengaku kader partai, tidak seharusnya La Nyalla membeberkan internal partai ke publik.
“Karena dibeberkan ke publik, bisa jadi ini sengaja dilontarkan sebagai upaya pembunuhan karakter Prabowo. Prabowo diharapkan maju sebagai calon Presiden pada Pemilu 2019,” ungkap Lieus.
Lieus menyebutkan, siasat yang dijalankan La Nyalla tersebut sangat tidak sehat bagi bangunan politik Indonesia. Karena itulah Lieus mengajak La Nyalla untuk introspeksi diri.
“Ini menyangkut fatsun politik moral kita dalam berdemokrasi. Seharusnya, sebagai kader, La Nyalla mengklarifikasi dan menyelesaikan persoalannya secara internal kepartaian saja,” demikian Lieus.(kl/rm)