Puluhan orang yang berasal Forum Pembela Tanah Air (FOR-PETA) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, mereka menuntut penutupan lembaga riset medis Angkatan Laut Amerika Serikat Namru-2 (Naval Medical Research Unit No.2) yang berkedudukan di Jakarta.
Karena mereka menganggap keberadaan Namru selama 30-an tahun di Indonesia, tidak memiliki tujuan yang jelas dan transparan. Hal itu tentu saja melanggar kedaulatan bangsa Indonesia.
"Kita tahu Amerika itu siapa, kami agar lembaga riset dan bio militer AS Namru 2, supaya distop perpanjangannya kontraknya di sini, karena dari pengamatan kami lembaga itu banyak mudharatnya daripada manfaatnya, dan tidak transparan, " ujar Koordinator Aksi Asril Effendi, di sela-sela Aksi, Senin (21/4).
Menurutnya, keberadaan Namru yang selama ini dikelola oleh militer AS menjadi seharusnya menjadinya pertanyaan masyarakat, karena bisa saja dengan dalih untuk membuat virus kesehatan, ternyata itu sebagai pusat laboratorium senjata biologi. Karena pengalaman telah membuktikan Amerika telah menggunakan senjata biologi di dalam perang Vietnam dan Irak.
Karena itu, Forum Pembela Tanah Air meminta pemerintah, khususnya Departemen Luar Negeri dan Departemen Kesehatan untuk tidak memberikan izin berdirinya lembaga riset medis Angkatan Laut Amerika Serikat Namru-2 di Indonesia.
Perwakilan peserta unjuk rasa batal melakukan audiensi dengan Komisi Kesehatan DPR dan Pimpinan DPR, karena masih menjalani masa reses. Mereka melanjutkan aksi tersebut, ke Kantor Departemen Kesehatan, Jakarta.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, perjanjian kerja samanya dengan pemerintah Indonesia sudah berakhir, namun hingga kini nota kesepahaman kerjasama yang baru belum disepakati. Tetapi, lembaga riset medis Angkatan Laut Amerika Serikat di Jakarta (Naval Medical Research Unit No.2/Namru -2) masih tetap menjalankan penelitiannya mengenai beberapa penyakit infeksi di Indonesia.
"Kita berhenti, tidak ada kerja sama lagi. Tapi penelitian yang `on going` seperti influenza, demam berdarah dengue, malaria dan diare masih terus berjalan, tidak pernah berhenti sejak perjanjian berakhir tahun 2000-an, " katanya.
Sebelumnya (Jumat, 18/4), Siti Fadilah mengatakan "atas kemurahan hati pemerintah Indonesia, Namru boleh melakukan riset yang sudah terlanjur berjalan."
Menteri Kesehatan menjelaskan, Namru -2 sudah mulai melakukan penelitian tentang penyakit menular di Indonesia sejak tahun 1970-an. Namun demikian hasilnya belum berdampak nyata terhadap perkembangan metode pemberantasan penyakit menular di Indonesia.(novel)