Legenda Kahar Muzakkar, Mantan Pengawal Soekarno yang Diyakini Masih Hidup

Eramuslim.com – Mantan pengawal Presiden pertama RI Soekarno, Kahar Muzakkar, yang dianggap sebagai pemberontak diyakini masih hidup sampai sekarang. Namun sejarah mencatat, putra daerah asal Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), ini tewas pada 1965 ketika disergap pasukan Siliwangi.

Nama Kahar Muzakkar mencuat ketika dia membelot lantaran tuntutan agar pasukan Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) pimpinannya, tak direstui Presiden Soekarno.

Pada 30 April 65 tahun yang silam, Kahar mengirim surat pada pemerintah agar segenap barisan KGSS dimasukkan ke dalam APRI dengan mengambil nama “Brigade Hasanuddin”, sebagai respons pemerintah yang ingin membubarkan KGSS pasca-revolusi kemerdekaan selesai.

Sayang, tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno. Alasannya, mayoritas anggota KGSS tak memenuhi syarat sebagai tentara yang profesional. Hanya segelintir yang lolos dalam saringan perekrutan APRI.

Pemerintah hanya bersedia memasukkan eks-KGSS ke dalam Korps Cadangan Militer. Hal itu tentu tak sesuai harapannya. Di situlah kekecewaan Kahar memuncak.

Kemudian Kahar membentuk brigadenya sendiri. Pada 7 Februari 1953, dia memutuskan bergabung dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.

Gerakan pasukannya yang berkekuatan sekitar 15.000 pengikut, mengatasnamakan agama dan sepak terjangnya lebih kepada melancarkan teror kaum aristokrat dan para bangsawan yang bertentangan dengannya.

Pergerakan pasukan Kahar mulai tak mendapat aliran suplai dari Andi Selle, pensiunan APRI. Seperti disadur dari buku ‘Tragedi Patriot dan Pemberontak Kahar Muzakkar’, Andi Selle dipengaruhi Pangdam XIV/Hasanuddin, Kolonel Muhammad Jusuf, untuk tak lagi ikut campur dalam penyaluran suplai pasukan Kahar.