Eramuslim.com –Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo blak-blakan menilai kondisi Indonesia saat ini makin memprihatinkan.
Gatot Nurmantyo membeberkan, bahwa praktik korupsi saat ini jauh lebih buruk daripada era Orde Baru.
Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo di acara Orasi Kebangsaan Gatot Nurmantyo dalam rangka setahun KAMI sekaligus HUT Ke-76 RI yang ditayangkan di channel YouTube Refly Harun, Rabu (18/8/2021).
Menurut mantan Panglima TNI itu, bahwa Indonesia makin jauh dari orientasi dan cita-cita nasional.
“Sesungguhnya sejak tahun lalu, dalam maklumat kami bahwa perkembangan terakhir perjalanan kehidupan bangsa dan negara menunjukan adanya defiasi, distorsi dan disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar dan cita-cita nasional,” jelas Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo pun mencontohkan penegakan hukum di Tanah Air. Menurutnya, saat ini, potret penegakan hukum di Indonesia sangat buruk.
“Faktanya, penegakan hukum di Indonesia dalam kondisi yang sangat buruk. Korupsi merajalela melebihi Orde Baru, ketimpangan sosial sangat terasa, perekonomian dalam kondisi memprihatinkan,” ungkap Gatot Nurmantyo.
“Meskipun dinyatakan mengalami pertumbuhan, tetapi realitasnya banyak orang yang susah mempertahankan hidup secara layak,” sambungnya.
Apalagi, menurut Gatot Nurmantyo, upaya pengendalian pandemi Covid-19 ini justru semakin tidak jelas. Dia pun menegaskan, delapan point tuntutan KAMI sejak awal pendiriannya hingga kini masih sangat relevan.
“Singkatnya, delapan tuntutan kami setahun lalu terbukti dan tidak hanya masih relevan tapi juga menunjukkan kondisi yang lebih buruk dan lebih parah,” bebernya.
Menurut Gatot Nurmantyo, pemerintah saat ini masih meninggalkan berbagai persoalan serius. Bahkan, masalah serius itu menjadi warisan bagi perjalanan bangsa di masa yang akan datang.
“Singkatnya, pemerintah hingga hari ini masih meninggalkan berbagai persoalan yang sangat rumit dan berat dan perlu penyelesaian serius serta sebelumnya perlu dukungan kolaborasi seluruh komponen bangsa,” pungkasnya. [Fajar]