Eramuslim.com – Perbedaan hari raya Idulfitri ternyata pernah juga terjadi di era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid. Namun demikian, Presiden Gus Dur kala itu memilih bersikap bijak dan tidak mementingkan kelompok golongannya demi merajut harmoni.
Mantan Jurubicara Presiden Gus Dur, Adhie M. Massardi bersaksi, waktu itu Gus Dur yang merupakan mantan Ketua Umum PBNU memilih legowo. Gus Dur bahkan menelepon langsung pimpinan PBNU dan memerintahkan agar mereka mengikuti lebaran Muhammadiyah.
Perbedaan penetapan Idulfitri terjadi karena ada dua metode yang berbeda, yaitu hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan).
“Pernah aku lihat dan dengar Presiden KH Abdurrahman Wahid menelepon petinggi PBNU dan berkata yang intinya bilang: ‘Kita Lebaran ikut Muhammadiyah!’,” kata Adhie Massardi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (20/4).
Atas terbitnya permintaan tersebut, maka pada era Gus Dur perayaan Ramadhan dan lebaran menjadi lebih indah. Tidak ada lagi ruang-ruang kosong yang bisa dimanfaatkan kelompok tertentu untuk membentur-benturkan umat Islam.
“Tak ada ruang bagi orang-orang Islamophobia untuk adu domba,” tutupnya.
(rmol)