Eramuslim.com -Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta, Yudian Wahyudi, yang melarang mahasiswi UIN Suka, telah melanggar Pancasila dan kebebasan kampus.
Penegasan itu disampaikan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen (06/03). Ibnu Masduki menentang tudingan cadar identik dengan garakan teroris. “Padahal cadar itu tidak identik dengan gerakan teroris,” tegas Ibnu Masduki.
Menurut Ibnu Masduki, seharusnya pihak Rektor UIN Yogyakarta mengurusi masalah peningkatan akademik dan akreditasi, agar kampusnya bisa bersaing dengan universitas lain. “Banyak mahasiswi bercadar prestasi akademiknya sangat bagus,” ungkap Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki mengingatkan, tayangan televisi “Kick Andy” pernah menayangkan seorang dokter wanita bercadar di Yogyakarta yang memberikan pelayanan gratis bagi warga setempat. “Ini artinya cadar itu tidak ada halangan orang untuk berbuat baik dan bersosialisasi dengan warga setempat,” papar Ibnu Masduki.
Selain itu, kata Ibnu Masduki, beberapa pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) juga ada yang mewajibkan santriwatinya menggunakan cadar.
“Saya kira masalah cadar sudah selesai. Saat ini yang harus kita bahas itu umat Islam dalam mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi, manajemen dan lain sebagainya,” pungkas Ibnu Masduki.(kl/ito)