“Saya mengajak kepada para pengurus harian PPP agar bertobat politik dan sikap keagamaan,” ujar alumni Ma`had as-Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Makkah al-Mukarramah (1983-1991) ini. Apa maksudnya? Inilah petikan wawancaranya;
Bagaimana awalnya Anda bisa bertemu dengan Mas Romi?
Saya kebetulan ada pertemuan dengan teman dan masyarakat Muslim di sebuah penginapan di Sukabumi. Rupanya Mas Romi (Romahurmuziy, red) juga di situ. Entah bagaimana ceritanya, ada orang-orang PPP izin nimbrung ngobrol ngajak beliau. Ya silahkan saja.
Apa Anda telah mengenal Mas Romi sebelumnya?
Saya baru kenal Mas Romi (Muchammad Romahurmuziy, red) ya baru saat itu, sebelumnya hanya mengenal namanya di koran.
Jam berapa pertemuan tersebut?
Saya ketemu Mas Romi di Sukabumi Jawa Barat. Sekitar jam 08.30 sampai jam 10.00 (sekitar 1,5 jam)
Siapa saja yang hadir kala itu?
Saya, Mas Romi dan beberapa kawan. Ada habaib dan Kiai dari Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mas Romi juga ditemani oleh beberapa aktifis PPP
Apa saja yang Pak Kiai sampaikan pada dia?
Saya sampaikan tentang kekecewaan umat Islam terhadap keputusan akrobatik PPP tatkala mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Saya mengatakan bahwa umat Islam saat ini sudah pandai membaca situasi politik. Begitu PPP menampakkan pro Ahok dan Pro kekuasaan Megawati, maka umat Islampun mentalaq (cerai) dua PPP.
Umat Islam tidak mudah dirayu dengan kebohongan-kebohongan politik yang dilakukan oleh para politikus PPP, sekalipun mereka tetap menggunakan label Islam seperti lambang Ka’bah dan AD/ART Islam, bahkan dengan seragam kebanggaan berwarna hijau. Namun kenyataannya mendukung kebijakan dan cagub PDIP yang jelas-jelas berbaju merah.