Pemerintah Kuwait menyatakan keinginannya berinvestasi di Indonesia, dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia yang akan bekerja ke negara tersebut.
"Kuwait sangat terbuka untuk tenaga kerja Indonesia, ada empat proyek besar di Kuwait yang sedang dijalankan, dipersilahkan Indonesia untuk masuk ke sana, dengan cara itu hubungan kedua negara bisa dikuatkan, " ujar Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid usai mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Kuwait Sheikh Naser Al-Muhammad Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, di Lantai 9, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (31/5).
Menurutnya, untuk proses operasionalisasi kerjasama bidang perekonomian antara Kuwait dengan Indonesia, secara khusus sudah dibicarakan antara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) kedua negara.
Lebih lanjut Hidayat menegaskan, pemerintah Indonesia harus dapat memfasilitasi para investor yang berniat untuk menanamkan investasinya di Indonesia, salah satunya memperbaiki kondisi di dalam negeri sehingga iklim investasi terus meningkat.
"Kuwait menegaskan kondisi tidak aman, terorisme tidak menjadi halangan untuk menjalin kerjasama yang kuat, bahkan mereka tidak akan mundur hanya karena kondisi-kondisi seperti itu. Tentu ini menjadi tanggung jawab kita, mereka saja sudah bersemangat, kemudian kita membiarkan Indonesia dengan situasi yang tidak pasti, ini PR bagi pemerintah Indonesia, " tandasnya.
Sebelum bertemu dengan Ketua MPR RI, PM Kuawait juga bertemu dengan Ketua DPR Agung Laksono. Dalam pertemuannya dengan Agung Laksono, PM Kuwait menyatakan bahwa pemerintah Kuwait menyampaikan keinginannya untuk berinvestasi senilai 400 milyar dollar, namun ia mengharapakan investasi itu didukung oleh situasi keamanan yang kondusif.
Rombongan dari Kuwait yang datang ke Indonesia terdiri dari Kadin Kuwait, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, serta 14 pengusaha besar di Kuwait, kedatangan mereka ke Kompleks MPR/DPR Senayan, Jakarta didampingi oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno.(novel)