Eramuslim.com – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS di awal pekan ini, lagi-lagi mencapai level terburuk. Di akhir perdagangan Senin kemarin (10/08) nilai tukar Rupiah berada di level Rp 13.550, turun 9,5 poin (0,07%). Level tersebut tentu menjadi rekor terburuk ke sekian kalinya sejak krisis 1998 lalu.
Analyst Vibiz Research Center sudah memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan dalam sentiment negatif. “Potensi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September telah menimbulkan dukungan kenaikan terhadap dollar yang sulit diimbangi oleh Rupiah,” tandasnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan, hampir semua mata uang negara lain juga mengalami pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS. “Jadi yang terkena pelemahan kurs itu adalah semua negara tidak hanya Indonesia saja,” ujarnya.
Menurutnya, ada banyak mata uang yang mengalami pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS. Bahkan, ucap Mirza, pelemahannya mata uang itu lebih parah dari pada yang menimpa Rupiah. “Lihat Brasil, sejak 2 tahun yaitu 2013-2014 mata uangnya turun 29 persen terhadap dollar AS. Tahun ini dari Januari hingga Juni sudah turun 26 persen,” kata Mirza.
Di lantai bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah, meski di awal hari ini, pembukaan perdagangan dibuka langsung Presiden Joko Widodo, dalam rangka ulang tahun pasar modal yang ke-38. Di akhir perdagangan hari ini, IHSG menyentuh level terendah sejak Maret 2015, di posisi 4.725,21, turun 44,59 poin (0,93%). Level saat ini anjlok 2,74% selama satu bulan dan turun 6,49% dari awal tahun ini.(rz/fastnews)