Pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama (Depag) RI akan meninjau kembali kurikulum Universitas Islam Negeri (UIN) yang ada di Indonesia sekarang ini.
Dari enam UIN yang ada, ternyata dalam perkembangannya bidang pengetahuan umum yang lebih dikedepankan, sehingga bidang agama makin tersingkirkan. Ini akan berdampak buruk bagi UIN maupun IAIN sendiri.
“Karena itu Depag RI tidak akan membuka lagi UIN, dan cukup sebagai IAIN. Karena tujuan didirikannya IAIN seperti IAIN Walisongo Semarang dan lainnya adalah agar menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang unggul dalam pengetahuan agamanya, dan lahir tokoh-tokoh agama atau Walisongo-walisongo abad ini,” ujar Menang RI HM. Maftuh Basyuni saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan PAH III DPD RI di Gedung DPD/MPR RI Jakarta.
Menurutnya, ada perkembangan kurang baik jika universitas Islam makin menyingkirkan fakultas agama yang ada. Sementara fakultas umum terus menonjol dan meningkat di UIN tersebut. Padahal fakultas umum tersebut sudah ditangani oleh universitas-universitas besar seperti UI, UGM, IPB, ITB, ITS, Unair, Unibraw, Undip, dan lain-lain yang tersebar di Indonesia.
Seperti Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, kata HM. Maftuh Basyuni diharapkan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar di bidang agama. Namun dalam perkembangannya yang menonjol adalah bidang pengetahuan umum. “Jadi, Depag RI berniat akan meninjau kembali kurikulum UIN dan IAIN dalam waktu dekat ini,” ujar Menag optimis.
Dalam RDPU kemarin Menag RI didampingi jajarannya antara lain Dr. Nazaruddin Umar, Dr. Qodri Azizy, Dr. Bahrul Hayat, Dr. Budi Setiawan, Dr. Triguna, dan lain-lain. Sedangkan dari DPD terdapat Wakil Ketua DPD RI Laode Ida, Ketua dan Wakil PAH III DPD RI Muhammad Surya, Faisal Mahmud, Nuzron Joher, KH. A. Mujib Imron, Muhyi Lalu Abidin SQ, dan lain-lain. (dina)