Eramuslim.com – Jakarta beberapa kali menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir. Pegiat lingkungan dan warga khawatir kondisi udara di Jakarta akan secara perlahan semakin parah.
Berdasarkan data pada situs IQAir pada Rabu (07/06) pukul 08.00 pagi WIB, kualitas udara di Jakarta mencapai 155 AQI (Indeks Kualitas Udara). Angka tersebut naik 10 AQI dibandingkan sehari sebelumnya, pada Selasa (6/6), ketika kualitas udara berada pada angka 145 AQI.
Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta mempertanyakan kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam mengatasi permasalahan kualitas udara di Ibu Kota. Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan, sampai saat ini ia belum melihat upaya Pemprov DKI untuk mengatasi persoalan polusi di Ibu Kota itu.
Menurut dia, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono semestinya harus segera mencari solusi agar persoalan polusi tidak berlarut. Ia pun meminta Pemprov DKI mencontoh kota dari negara lain dalam mengatasi masalah udara buruk.
“Bangkok, misalnya. Pemerintah kota dengan sigap meliburkan sekolah dan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH),” kata Wibi yang juga anggota komisi C DPRD DKI ini dikutip Kompas.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan akan melanjutkan program beautifikasi melalui penataan wilayah dengan melakukan penanaman pohon dan memperluas ruang terbuka hijau (RTH) guna memperbaiki kualitas udara di DKI.
“Intinya, kita lakukan kegiatan penataan kawasan ini dari yang mudah. Wilayahnya kita refungsi dan dijadikan lebih indah,” kata Penjabat Gubernur DKI, Heru Budi Hartono saat meninjau penataan kawasan di Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan hari Senin.
Heru menjelaskan, selain mengurangi polusi kendaraan melalui program elektrifikasi, ruang terbuka hijau juga memiliki peran penting dalam memperbaiki kualitas udara.
“Selain mempercepat penggunaan motor dan mobil listrik serta bahan bakar yang ramah lingkungan, kita upayakan memperbaiki kualitas udara dengan kegiatan penataan kawasan ini yang turut menambah jumlah RTH di Jakarta,” ucap Heru.
Sebelumnya, Pada Rabu (07/06/2023) pukul 10.00 WIB, Indonesia masuk daftar 10 besar kota dengan polusi udara terburuk, dan menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat polusi udara paling buruk.
Diya Farida, Climate Impact Associate dari Yayasan Indonesia Cerah menduga bahwa salah satu kontributor paling besar terhadap pencemaran udara di Indonesia adalah kawasan industri yang ada di daerah-daerah sekitar ibu kota.
Sebab, polusi udara yang timbul dari PLTU yang terletak di daerah-daerah seperti Jawa Barat dan Banten cenderung terbawa dan melintas perbatasan daerah alias transboundary air pollution.
”Di Jawa Barat banyak kawasan pabrik, seperti Karawang. Terus di Banten, di Suralaya itu ada PLTU. Ada pembakaran batu bara. Itu sampai ke sini polusi udaranya,” ungkap Diya kepada BBC News Indonesia.
(Hidayatullah)