Eramuslim.com – Media massa Iran mengecam habis-habisan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) ke 13 yang berlangsung di Istanbul Turki pada tanggal 14-15 April 2016.
Kecaman datang, khususnya setelah Iran menerima tamparan hebat pada saat KTT berlangsung, dimana Iran dianggap bertanggungjawab terhadap berbagai tindakan teroris yang terjadi di kawasan; seperti yang tersebut dalam resolusi akhir dari KTT, yang mengakibatkan Presiden Iran dan delegasinya mangkir hadir pada saat pembacaan resolusi yang dikeluarkan pada Jumat 15 April kemarin.
Sebelumnya, kantor berita Anadolu Agency Turki menyatakan draft resolusi KTT yang didalamnya terdapat beberapa point penting antara lain adalah ajakan kerjasama dalam menghadapi kejahatan teroris yang menimpa banyak dunia Islam, dan ajakan agar kerja sama OKI dan Iran harus dengan dasar saling menghormati antar sesama negara-negara jiran tanpa ada intervensi terhadap urusan internal negara-negara kawasan.
Juga terkait dengan kebijakan negara-negara yang tergabung dalam OKI diharapkan dapat menyelesaikan berbagai sengketa dengan cara damai tanpa kekerasan maupun ancaman-ancaman.
Sementara itu, saluran televisi Syiah Iran, Al-Alam dalam laporannya pada Sabtu (16/04/2016) juga menyerang KTT OKI 13 -yang ditutup pada Jumat (15/04/2016) di Istanbul- dengan menyebut sebagai KTT organisasi yang lemah perannya dan tidak berdaya dalam menghadapi berbagai tantangan yang sedang dihadapi oleh umat Islam saat ini.
Dalam laporan tersebut, TV Syiah ini menyatakan ketidaksetujuan Iran terhadap empat point resolusi yang dinilai merugikan Iran sebagai negara pendiri OKI dan point lain yang dinilai merugikan Hizbullah Libanon.
Iran juga mengkritik cara-cara yang digunakan oleh negara-negara OKI dalam memaksakan beberapa keputusan yang berdasarkan kepada ancaman-ancaman dan janji-janji palsu, sebagaimana Iran juga mengingatkan OKI akan menyesal kelak karena telah membuat keputusan yang merugikan Iran dan Hizbullah.
Teheran menilai bahwa yang berlangsung pada KTT OKI yang ke-13 kali ini adalah “kampanye kebencian” terhadap Iran dengan menuduh Saudi sebagai sumber masalah. Menurut Iran, Saudi ingin membawa isu kebencian ini ke Dewan Kemananan PBB dengan cara terlebih dahulu mempromosikan proyek pelabelan Hizbullah sebagai organisasi teroris.
Dalam konteks yang sama, mantan anggota Hizbullah mengatakan bahwa apa yang terjadi di KTT OKI -dimana Iran dijadikan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap berbagai tindakan teroris dikawasan- baru hanya permulaan saja, dalam rangka mengembalikan Iran ke habitat aslinya agar Iran kembali tahu diri dan dapat menakar dirinya agar tidak besar kepala di kawasan. Menurutnya, apa yang terjadi di KTT OKI adalah pukulan telak buat Iran.
Dalam pernyataannya kepada situs cairoportal, mantan anggota Hizbullah Libanon yang tak disebutkan namanya ini mengatakan, “Bahwa yang telah terjadi di KTT adalah pengungkapan fakta bahwa dunia Islam berada di belakang Saudi dan sama sekali tidak berniat membela Iran”.
Mantan Hizbullah ini juga menegaskan bahwa sikap Saudi sangat kuat dan didukung oleh banyak pihak, didukung oleh negara-negara Arab dan didukung oleh dunia Islam. Sementara Iran, posisinya sangat lemah layaknya seperti seorang pencuri yang ketangkap basah dan tidak dapat membela diri.
Menurutnya, kaburnya Presiden Iran Hassan Rouhani pada sidang akhir dan pada saat penutupan KTT OKI layaknya seperti pelaku kriminal yang lari karena takut menjadi tertuduh dan dikecam didepan umum. Iran hanyalah “tong kosong” yang dibenci oleh seluruh dunia Islam.
“Sangat memalukan sekali, Iran yang mengaku dirinya sebagai negara Islam, dan kepala negaranya Si Rouhani itu mengaku sebagai ahli agama dan bersorban besar, namun tertuduh sebagai pelaku kejahatan dan dikecam karena telah melakukan kekacauan di berbagai belahan dunia Islam dan negara-negara OKI,” lanjutnya dalam situs tersebut.
Mantan anggota Hizbullah -yang meminta agar namanya tidak dipublish demi keamanan ini- juga menegaskan bahwa KTT OKI kali ini adalah kemenangan bagi “politik Saudi” dan kekalahan telak Iran. Karena sangat tidak logis jika Iran berada di pihak yang benar sedangkan seluruh negara-negara Islam sepakat mengecamnya. Masak seluruh negara-negara Islam itu salah semuanya? ujarnya.(ts/hidayatullah)