Usai ketua Pansus Century, Idrus Markham membacakan laporan akhir Pansus, suasana sidang paripurna DPR mulai riuh. Berbagai interupsi dari anggota DPR akhirnya membuat suasana sidang agak tegang.
Interupsi pertama disampaikan anggota Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo yang menyampaikan bahwa ada keterlupaan dalam pembacaan hasil sidang Pansus semalam. Menurutnya, hal yang terlupakan itu adalah sidang paripurna hari ini hendaknya bisa langsung mengambil keputusan akhir Pansus Century dan tanpa melalui pandangan fraksi.
“Sidang hari ini, seperti kesepakatan semalam, bisa mengambil keputusan akhir tanpa adanya pandangan dari fraksi-fraksi,” ujar Bambang yang agak membuat Marzuki Alie seperti terperanjat.
Sesaat kemudian, seorang anggota Fraksi Demokrat tiba-tiba menyampaikan interupsi lain. Menurutnya, sesuai dengan tatib DPR dan kesepakatan Bamus DPR semalam, bahwa hari ini sidang hanya mengagendakan pembacaan laporan kerja Pansus.
Setelah itu, seorang anggota DPR dari Fraksi PDIP pun menyampaikan pendapat bahwa sidang jangan ditutup sebelum ada keputusan, karena apa yang disampaikan dalam laporan Pansus hanya berisi opsi kesimpulan yang harus dituntaskan hari itu juga.
Sejak itulah, Marzuki Alie mulai kerepotan dengan berbagai interupsi. Ia mempersilakan Akbar Faisal, anggota Fraksi Hanura untuk menyampaikan interupsi. Intinya, sama dengan apa yang disampaikan Bambang Soesatyo bahwa keputusan akhir harus diambil hari ini juga.
”Kalau bisa mengambil keputusan hari ini, kenapa harus menunggu hari esok. Kalau bisa dengan cara mudah, kenapa harus disusah-susahkan,” begitu kira-kira ucapan Akbar dalam interupsinya.
Dalam keriuhan anggota sidang lain yang minta interupsi, tiba-tiba salah seorang anggota Fraksi Demokrat menyampaikan interupsi yang disetujui Marzuki Alie. Anggota FD itu pun menyampaikan sebuah dokumen yang dikatakannya sebagai novum atau bukti baru kasus Bank Century.
Marzuki Alie mempersilakan anggota FD itu maju ke depan sidang untuk menyampaikan dokumen ke pimpinan sidang. Saat itulah, suasana sidang kian tak terkendali. Salah seorang anggota FD lain menegaskan bahwa agenda sidang harus sesuai dengan undangan dan hasil rapat Bamus.
Dengan mengabaikan berbagai interupsi, di luar dugaan yang hadir termasuk para wartawan, tiba-tiba Marzuki Alie menyampaikan penutupan sidang.
Beberapa anggota DPR langsung berjalan cepat menuju pimpinan sidang untuk menyampaikan protes. Teriakan-teriakan di dalam sidang pun terus bersahut-sahutan. Antara lain, ”Marzuki Alie otoriter! Pimpinan sidang harap mengambil alih sidang!” Dan lain-lain.
Kerumunan pun tidak bisa terbendung persis di hadapan pimpinan sidang. Para anggota keamanan sidang mulai memagari diri mereka untuk melindungi pimpinan sidang.
Ketika pihak keamanan akan mengevakuasi Marzuki Alie, tiba-tiba podium diambil alih oleh Akbar Faisal. Ia akan menyampaikan sebuah aturan yang isinya bahwa sidang paripurna kedudukannya lebih tinggi dari rapat Bamus. Tapi, sebelum apa yang disampaikan Akbar usai, beberapa orang anggota DPR mengamankan Akbar.
Beberapa saat kemudian, terlihat bibir Akbar Faisal seperti berdarah. Seorang ketua Fraksi Hanura langsung melindungi Akbar. Ia menyampaikan bahwa Akbar telah dipukul seseorang.
Dalam suasana ricuh itu, para pimpinan fraksi langsung mengumumkan masing-masing anggotanya untuk keluar sidang dan melakukan rapat di ruangan lain.
Setelah ruang sidang paripurna mulai sepi dari kerumunan anggota DPR, wakil pimpinan sidang yang antara lain, Priyo Budi Santoso, Anis Matta, Pramono Anung, tampak berbicara serius. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengadakan rapat pimpinan mendadak usai dari ruang sidang paripurna.
Seperti yang disampaikan Maruarar Sirait atau Ara, pimpinan sidang berencana akan melanjutkan sidang jam dua siang ini. (mnh)