Eramuslim.com – Ratusan warga di Kecamatan Kualin dan Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus memakan putak, bagian tengah batang pohon lontar yang biasanya untuk pakan ternak. Kondisi ini terjadi akibat mereka mengalami gagal panen.
Ada tujuh desa Kecamatan Kualin yang warganya mengonsumsi putak, yakni Desa Kualin, Toineke,Tuafanu, Tuapakas, dan Oni. Sementara itu, di Kecamatan Amanuban Selatan ada dua desa, yakni Desa Oebelo dan Noemuke. “Mereka sudah kehabisan stok pangan sejak akhir Januari 2015, sebab persediaan pangan yang ada, termasuk bibit lokal yang biasa mereka sisihkan untuk dijadikan sebagai bibit pada musim tanam berikutnya, juga telah dikonsumsi akibat gagal panen,” ujar anggota DPRD NTT, Jefry Unbanunaek, di Kupang, Rabu (17/6).
Menurut Jefry, sejumlah kepala keluarga yang ia temui ketika melakukan kunjungan reses mengaku sudah mulai mengonsumsi putak sebagai makanan alternatif. Warga bukannya malas atau tidak menanam, tapi minimnya curah hujan di wilayah tersebut menyebabkan bibit yang ditanam tidak bisa tumbuh sesuai harapan. “Sampai dengan kemarin, camat Kualin saat saya temui mengaku masih melakukan pendataan. Diperkirakan sekitar 900 kepala keluarga di lima desa yang gagal panen. Ini sebuah fenomena alam yang bisa diprediksi dan bisa dilakukan penanganan secara dini, namun fakta di lapangan masyarakat yang ditemui mengaku sudah mulai mengonsumsi putak sejak akhir Januari 2015,” tutur Jefry.
Pada kesempatan yang sama, Asisten I Setda Kabupaten Timor Tengah Selatan, Epy Tahun, mengungkapkan pihaknya sudah menyalurkan bantuan beras untuk warga miskin sebanyak 50 ton untuk tahap pertama dan masih sekitar 50 ton lagi sebagai cadangan. “Sebanyak 200 ton lagi akan dikirim oleh Pemerintah Provinsi NTT,” ujar Epy.(rz/pribuminews)