Muhammad Smiry, warga di Gaza, mengatakan banyak warga Gaza yang hanya sahur dengan roti tawar dan berbuka dengan sup lentil.
“Ini karena mereka tak mampu membeli makanan. Sedih melihatnya, lebih sedih lagi kalau mengetahui banyak warga yang bernasib seperti ini,” kata Smiry melalui Twitter.
Sangat tergantung dengan bantuan
Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan Ramadan tahun ini mungkin yang paling kelam bagi warga di Gaza yang berjumlah sekitar dua juga orang.
Dari jumlah itu, kata UNRWA, satu juta orang tergantung dengan bantuan darurat dari luar.
Jumlah warga miskin di Gaza bertambah dalam beberapa bulan terakhir akibat pertikaian antara kelompok Fatah dan Hamas dan juga akibat dari keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membekukan dana bagi Palestina.
Situasi ini menyebabkan situasi kemanusiaan di Gaza makin buruk akibat minimnya bantuan bagi warga Gaza.
Untuk bisa bertahan, banyak warga yang berjalan kaki lima kilometer untuk mendapatkan pembagian bubur gratis.
UNRWA mengatakan penerima bantuan makanan PBB di Gaza mencapai satu juta orang sementara dua dekade lalu jumlahnya 80.000 orang.
Negara-negara Muslim seperti Qatar, Turki, Iran dan Uni Emirat Arab menaikkan bantuan bagi warga Gaza selama Ramadan. Qatar misalnya membagikan satu juta paket makanan. [detik]