Sekitar dua puluh orang warga Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur mendatangi Gedung DPR, Kamis (28/6) meminta dukungan kepada anggota dewan untuk mengembalikan tanah milik warga yang dianggap sudah dijadikan Pusat Latihan Tempur Angkatan Laut.
Selain itu, mereka yang menjadi korban penembakan menuntut agar pelaku penembakan dijatuhi hukuman yang berat.
"Harus dihukum seberat-beratnya, kedua-duanya yang intel dan juga yang memerintahkan tembak itu harus dihukum mati. Karena saya paling parah, anak saya meninggal, cucu saya kena tembak, dan saya sendiri disandera, " tegas Samad salah satu Warga Alas Tlogo, di Gedung DPR.
Sebagai saksi dalam insiden 30 Mei itu, Ia menganggap pernyataan tentang pantulan peluru yang menyebabkan adanya korban tewas bukanlah hal yang benar, sebab ia melihat secara langsung aksi penembakan terhadap warga Alas Tlogo.
"Ada yang mengatakan itu peluru pantulan, gak ada itu, itu bohong, saya berhadapan langsung, waktu itu saya paling depan, tidak ada jarak saya dengan marinir, tidak terima, kalau ada yang mengatakan itu, ketika itu ada di mana, " ungkapnya.
Perwakilan warga Alas Tlogo diterima oleh tiga orang anggota Komisi I DPR. Setelah meminta dukungan ke DPR, korban kasus persengketaan tanah Alas Tlogo ini akan menemui Ketua Dewan Syuro PBNU KH. Abdulrahman Wahid atau Gus Dur, kemudian akan menemui Kepala Badan Pertanahan Negara Joyo Winoto.
Menanggapi pengaduan perwakilan warga Alas Tlogo, Anggota Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra berjanji akan segara membentuk Panitia Kerja (Panja) sengketa tanah untuk menyelesaikan kasus Alas Tlogo dengan TNI, selain itu akan menyelidiki insiden yang telah menewaskan empat orang itu.
"Ini akan menjadi momentum bagi Komisi I untuk menyelesaikan kasus sengketa ribuan tanah lain yang melibatkan warga dengan TNI, "ujar anggota Komisi Pertahanan DPR. (novel)