Negara-negara organisasi Konvensi Pelarangan Senjata Kimia tidak akan mengeluarkan tekanan khusus terhadap Iran dalam program pengayaan uranium yang dilakukannya, sebab dalam pertemuan yang digelar selama dua hari itu perwakilan 32 negara yang berasal dari Asia dan negara-negara Barat ini lebih menekankan partisipasi kerjasama dalam meneguhkan komitmennnya untuk tidak membangun persenjataan kimia.
“Kita akan meneguhkan kembali komitmen untuk tidak membangun senjata kimia, di sini kita akan berbicara tentang kerjasama, kita senang Iran bisa berpartisipasi, dengan begitu menunjukan good will nya pada konvensi itu,” tegas Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda saat membuka pertemuan keempat negara anggota konvensi pelarangan senjata kimia, di Hotel Grand Melia, Jakarta, Selasa (5/9).
Menurutnya, pertemuan ini secara umum sangat penting dilaksanakan untuk mengatur penggunaan senjata pemusnah massal yang dianggap berbahaya dampaknya bagi kehidupan, yang terdiri dari tiga jenis yaitu senjata nuklir, senjata kimia, dan senjata biologis.
Lebih lanjut Hassan menegaskan, sebagai bentuk tindak lanjut pencegahan itu akan dilakukan inspeksi terhadap negara-negara yang dicurigai membelokkan usaha industrinya untuk keperluan pembuatan senjata.
“Industri kimia yang paling sederhana untuk tujuan damai saja bisa dibelokkan untuk persenjataan, contohnya pupuk yang sering digunakan untuk melakukan aksi teror oleh kelompok tertentu,” jelasnya.
Mengenai negara-negara yang dicurigai menggunakan senjata kimia untuk tujuan perang dan membunuh penduduk sipil, Menlu tidak menyebutkan berapa jumlahnya. Ia menjelaskan dalam pertemuan tersebut tidak akan diinvetarisir berapa jumlahnya, karena pembicaraan lebih kepada mekanisme kerjasama negara anggota konvensi pelarangan senjata kimia yang mayoritas berasal dari benua Asia.(novel)